Berita Kudus

Cerita Supriyanto Penerus Tradisi Ukir Kudusan, Pewaris Kiai Telingsing atau Pangeran Diponegoro?

Supriyanto salah satu penerus tradisi ukir gebyok Kudusan. Tradisi gebyok ukir Kudusan berakar dari Kiai Telingsing atau Pangeran Diponegoro?

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rifqi Gozali
Supriyanto mengecek ukir gebyok di bengkel produksi miliknya di RT 1 RW 5 Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kudus. 

Seni ukir Kudusan berakar dari The Ling Sing atau Kiai Telingsing dari Tiongkok atau Mbah Rogomoyo sang pengikut Pangeran Diponegoro?

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus masih sangat mudah ditemui para perajin ukir gebyok khas Kudusan.

Gebyok sebagai penyekat rumah yang terbuat dari kayu di tangan para perajin Kaliwungu Kudus diolah menjadi sebuah kerajinan ukir yang yang sangat estetis.

Satu di antara sentra perajin ukir gebyok di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus yaitu di Desa Sidorekso.

Baca juga: Seni Ukir Macan Kurung dan Kuliner Khas Jepara Horog-horog Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Baca juga: Blora Punya Kayu Jati Bagus, Unisnu Jepara Punya Seniman Ukir Jempolan, Klop untuk Kerjasama!

Baca juga: Keluh Kesah Perajin Ukir Gebyok Jepara saat Bertemu Ganjar di Bawah Tenda, Kesulitan Akses Modal

Bukan hal sulit menemukan perajin Gebyok di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara ini.

Salah satu perajin ukir gebyok di Desa Sidorekso yaitu Supriyanto.

Lelaki berusia 50 tahun ini sudah memulai usaha di bidang ukir gebyok secara mandiri sejak 1999 berangkat dari keahliannya mengukir secara autodidak.

Setelah meniti usaha ukir gebyok selama 25 tahun Supriyanto, kini usahanya sudah dibilang stabil. Pemasaran untuk produknya sudah terbangun dan dia juga memiliki 11 pekerja.

Di bengkel produksi Arjuni Antique milik Supriyanto yang ada di RT 1/RW 5 Desa Sidorekso hampir setiap hari selalu ada aktivitas. Masing-masing para pekerjanya memiliki tugasnya sendiri-sendiri.

11 pekerja itu terbagi atas tiga bagian dengan tugasnya masing-masing, pertama mereka yang bertugas sebagai tukang kayu, kemudian pengukir, dan sisanya merupakan mereka yang bertugas di bidang sentuhan akhir atau finishing.

Siang itu Kamis 14 Maret 2024 masing-masing pekerja Supriyanto tampak sibuk.

Di sisi paling ujung bengkel terdapat tukang kayu yang bertugas memotong kayu jati kemudian merangkainya menjadi gebyok tanpa ukiran.

Sedangkan untuk pengukir duduk di bagian tengah bengkel mengukir kayu jati yang sudah diberi garis panduan untuk dipahat.

Dan di bagian paling muka bengkel milik Supriyanto itu merupakan tempat bagi para pekerja untuk memberikan sentuhan akhir dan menata ukir gebyok yang sudah siap untuk dijual.

Seluruh produk ukir gebyok yang diproduksi Supriyanto berbahan kayu jati.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved