Berita Kudus
Silang Sengkarut Penyelesaian Banjir Kudus, Pengamat: Tak Bisa Hanya dengan Normalisasi Sungai
Pengamat lingkungan dan Ketua Forum DAS Kawasan Muria, Hendy Hendro, menyebut banjir Kudus tak bisa diselesaikan hanya dengan normalisasi sungai.
Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Problematika banjir yang datang setiap tahun di wilayah Kabupaten Kudus saat ini menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk para pengamat lingkungan.
Sejumlah program diusulkan untuk menuntaskan persoalan banjir di Kota Kretek. Khususnya daerah yang sering kali terendam banjir di wilayah Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, Jekulo, dan Kaliwungu.
Beberapa program yang diusulkan adalah normalisasi sungai, peninggian tanggul sungai, penambahan kapasitas pompa, dan beberapa program lainnya.
Baca juga: Siap Panen, 2.634 Hektare Tanaman Padi di Sawah Kudus Terancam Puso Terendam Banjir
Baca juga: Tanggulangin Kudus Masih Terendam Banjir, Warga: Padahal Sudah Tidak Hujan, Gak Tahu Air Dari Mana
Baca juga: Jokowi Batal ke Kudus setelah Tinjau Banjir Demak, karena Mitos Rajah Kalacakra Sunan Kudus?
Normalisasi sungai, meliputi Sungai Wulan, Sungai Dawe, Sungai Piji, serta aliran Sungai Serang Wulan Drainase (SWD) 1 dan SWD 2 dinilai kurang efektif oleh pengamat lingkungan sebagai pengendalian banjir.
Menurut Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kawasan Muria, Hendy Hendro, penanganan banjir tidak akan selesai hanya dengan normalisasi sungai.
Kata dia, pemerintah harus bisa menyelesaikan persoalan dasar pada setiap permasalahan.
Misalnya, normalisasi sungai hanya sebagai upaya untuk meminimalisir potensi bencana banjir.
Program ini bakal terkendala anggaran dan waktu karena sedimentasi sungai bakal terus bertambah setiap tahunnya.
Sehingga pemerintah akan disibukkan untuk melakukan normalisasi sungai secara berulang-ulang.
Pentingnya reboisasi di hulu sungai
Hendy yang juga sebagai Dosen Lingkungan di Universitas Muria Kudus (UMK) mengusulkan program reboisasi atau penghijauan lahan di wilayah hulu sungai.
Bertujuan untuk pengendalian air dan erosivitas yang bisa menyebabkan percepatan penumpukan sedimentasi sungai.
Pihaknya juga mengusulkan upaya peninjauan dan penataan ulang ruang dan lahan di bagian hulu sungai agar digunakan sesuai dengan peruntukannya.
"Beberapa faktor penyebab banjir di Kudus adalah berkurangnya tutupan lahan atau vegetasi di daerah atas (hulu), maraknya alih fungsi lahan, erosivitas tinggi menyebabkan peningkatan sedimentasi sungai."
"Sehingga terjadi pendangkalan sungai mengurangi kapasitas daya tampung sungai, menyebabkan banjir limpasan. Karena kita tidak mengetahui pasti seberapa banyak curah hujan," terangnya, Minggu (31/3/2024).
TMMD Kodim 0722/Kudus: Menjahit Asa, Membangun Masa Depan Desa Kandangmas di Lereng Muria |
![]() |
---|
PCNU Kudus Kembalikan Dana Hibah Rp 1,3 Miliar dari Pemkab ke Kejari |
![]() |
---|
Koleksi Melimpah, Museum Situs Purbakala Patiayam Diusulkan Jadi Cagar Budaya Nasional |
![]() |
---|
Siswa Belajar dalam Kondisi Cemas, Ruang Kelas di SD Ngembalrejo Kudus Rusak sejak Lama |
![]() |
---|
Mengenal Syekh Abdul Hamid, Ulama Berdarah Kudus Mengisi Belantika Keilmuan Islam di Makkah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.