Berita Kudus

Silang Sengkarut Penyelesaian Banjir Kudus, Pengamat: Tak Bisa Hanya dengan Normalisasi Sungai

Pengamat lingkungan dan Ketua Forum DAS Kawasan Muria, Hendy Hendro, menyebut banjir Kudus tak bisa diselesaikan hanya dengan normalisasi sungai.

|
Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rezanda Akbar D
Warga Karanganyar, Demak, menyebrangi banji hendak menuju tempat mengungsi yang berada di bawah kolong Jembatan Tanggulangin, Kabupaten Kudus, Minggu (17/3/2024). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Problematika banjir yang datang setiap tahun di wilayah Kabupaten Kudus saat ini menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk para pengamat lingkungan

Sejumlah program diusulkan untuk menuntaskan persoalan banjir di Kota Kretek. Khususnya daerah yang sering kali terendam banjir di wilayah Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, Jekulo, dan Kaliwungu. 

Beberapa program yang diusulkan adalah normalisasi sungai, peninggian tanggul sungai, penambahan kapasitas pompa, dan beberapa program lainnya.

Baca juga: Siap Panen, 2.634 Hektare Tanaman Padi di Sawah Kudus Terancam Puso Terendam Banjir

Baca juga: Tanggulangin Kudus Masih Terendam Banjir, Warga: Padahal Sudah Tidak Hujan, Gak Tahu Air Dari Mana

Baca juga: Jokowi Batal ke Kudus setelah Tinjau Banjir Demak, karena Mitos Rajah Kalacakra Sunan Kudus?

Normalisasi sungai, meliputi Sungai Wulan, Sungai Dawe, Sungai Piji, serta aliran Sungai Serang Wulan Drainase (SWD) 1 dan SWD 2 dinilai kurang efektif oleh pengamat lingkungan sebagai pengendalian banjir

Menurut Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kawasan Muria, Hendy Hendro, penanganan banjir tidak akan selesai hanya dengan normalisasi sungai.

Kata dia, pemerintah harus bisa menyelesaikan persoalan dasar pada setiap permasalahan. 

Misalnya, normalisasi sungai hanya sebagai upaya untuk meminimalisir potensi bencana banjir

Program ini bakal terkendala anggaran dan waktu karena sedimentasi sungai bakal terus bertambah setiap tahunnya.

Sehingga pemerintah akan disibukkan untuk melakukan normalisasi sungai secara berulang-ulang.

Pentingnya reboisasi di hulu sungai

Hendy yang juga sebagai Dosen Lingkungan di Universitas Muria Kudus (UMK) mengusulkan program reboisasi atau penghijauan lahan di wilayah hulu sungai.

Bertujuan untuk pengendalian air dan erosivitas yang bisa menyebabkan percepatan penumpukan sedimentasi sungai.

Pihaknya juga mengusulkan upaya peninjauan dan penataan ulang ruang dan lahan di bagian hulu sungai agar digunakan sesuai dengan peruntukannya. 

"Beberapa faktor penyebab banjir di Kudus adalah berkurangnya tutupan lahan atau vegetasi di daerah atas (hulu), maraknya alih fungsi lahan, erosivitas tinggi menyebabkan peningkatan sedimentasi sungai."

"Sehingga terjadi pendangkalan sungai mengurangi kapasitas daya tampung sungai, menyebabkan banjir limpasan. Karena kita tidak mengetahui pasti seberapa banyak curah hujan," terangnya, Minggu (31/3/2024).

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved