Polemik Warek I UMK

Warek I UMK Sulistiyowati Respon Penonaktifan Dirinya: dari Awal Kental Persoalan Politik

Wakil Rektor I UMK, Sulistiyowati, menyebut penonaktifan dirinya kental dengan muatan politis dan kekuasaan, serta mengabaikan prosedur hukum yang ada

|
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
umk.ac.id
Wakil Rektor (Warek) I Universitas Muria Kudus (UMK), Sulistiyowati. 

"Saya sudah dengar adanya surat itu. Saya orang hukum, jadi dari awal persoalan ini kental persoalan politik. Kalau kental persoalan politik tidak menggunakan prosedur hukum." ~ Warek I UMK, Sulistiyowati.

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Wakil Rektor (Warek) I Universitas Muria Kudus (UMK), Sulistiyowati, merespon beredarnya surat penonaktifan dirinya oleh Rektor UMK, Prof Dr Ir Darsono.

Sulistiyowati mengaku telah mengetahui perihal surat yang telah beredar luas tersebut.

Menurut Sulistiyowati, persoalan yang menyeret dirinya hingga akhirnya ia dinonaktifkan oleh Rektor UMK kental dengan muatan politik.

Potongan surat penonaktifan Wakil Rektor I UMK, Dr Sulistiyowati.
Potongan surat penonaktifan Wakil Rektor I UMK, Dr Sulistiyowati. (Istimewa)

Sehingga, kata dia, penonaktifan dirinya adalah karena muatan politis, dan mengabaikan prosedur hukum yang berlaku.

"Saya sudah dengar adanya surat itu. Saya orang hukum, jadi dari awal persoalan ini kental persoalan politik."

"Kalau kental persoalan politik tidak menggunakan prosedur hukum," katanya saat dihubungi Tribunmuria.com, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Beredar Surat Warek I UMK Sulistiyowati Dinonaktifkan, Buntut Polemik Intimidasi Wisudawati PGSD

Baca juga: Muncul Desakan Warek 1 UMK Dipecat, Yayasan Segera Tindaklanjuti Penyelesaian Persoalan

Baca juga: Perilaku Warek 1 UMK Diduga Intimidasi Wisudawan Bikin Gaduh, Bupati Hartopo Angkat Bicara

Menurut Warek I UMK nonaktif, Sulistiyowati, masyarakat bisa menilai bagaimana munculnya surat tersebut.

Menurut dia, masyarakat pasti tahu apakah surat tersebut bermuatan politis dan terindikasi terpengaruh oleh kekuasan atau tidak.

"Surat tersebut bisa dilihat apakah normal, wajar atau tidak, itu terlihat."

"Kalau kita orang beriman tidak perlu takut dengan kekuasaan, apapun yang dilakukan apalagi dengan tangan besi. Karmanya luar biasa," katanya.

Dia menilai bahwa surat yang ditandatangani oleh Rektor Universitas Muria Kudus tersebut bukan dari kemauan Rektor.

"Saya memang dikirimi oleh masyarakat yang tanda tangannya pak Rektor, tapi saya yakin itu bukan kemauan pak Rektor."

"Bahwa ada kekuasaan yang besar, yang tidak terlihat dan tidak beretika," tegasnya.

Dia juga menanggapi munculnya kabar pembunuhan karakter yang ditujukan padanya.

Halaman
1234
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved