Seleksi Perades Kudus

Reaksi Bupati Hartopo Ihwal Selesi Perades Kudus: Kalau Memang Perlu Diulang, Monggo Saja

Bupati Kudus Hartopo, angkat bicara ihwal seleksi perades di Kota Kretek. Hartopo menegaskan, kalau memang perlu, tes seleksi perades Kudus diulang.

|
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
Tribun Muria/Rifqi Ghozali
Bupati Kudus HM Hartopo memberikan keterangan kepada wartawan seusai sambutan dalam paparan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan ujian penyaringan pengisian perangkat desa di Gedung Setda Lantai 4, Kamis (19/1/2023). 

Pasalnya, dalam UU ITE tahun 2008, dijelaskan panitia penyelenggada harus bertanggung jawab atas terjadinya perubahan skor.

"Selain itu, panitia juga harus bertanggung jawab atas terjadinya perubahan skor dan semua keganjilan selama seleksi berlangsung," kata Solichul Huda kepada tribunmuria.com, Jumat (17/2/2023).

Pria asal Kudus ini menambahkan, pertanggung jawaban itu berupa penjelasan kepada masyarakat terutama peserta tes yang merasa dirugikan.

Termasuk juga kepada masyarakat Kudus yang paham IT.

Pertanggungjawaban dimaksud dapat berupa menjelaskan kepada perwakilan masyarakat terutama peserta tes yang merasa dirugikan.

Menurutnya, aplikasi seleksi perangkat desa sebetulnya banyak perusahaan atau perguruan tinggi yang mampu menyediakan.

Nah, atas dasar itu, pihak penyelenggara harus bisa menjelaskan secara teknis mengapa penurunan skor terjadi.

Menurut Huda masyarakat akan sulit menerima alasan bahwa kejadian mundurnya pengumuman dan berubahnya skor peserta akibat jaringan komputer nge-lag.

“Seandainya nge-lag yang terjadi, pasti kondisinya sesuai dengan kapan waktu komputer nge-lag, contoh nge-lag terjadi pas ujian berlangsung, maka soal hilang, dan ujian harus diulang,” ucap doktor lulusan Ilmu Komputer ITS itu.

Lebih lanjut, ujar dosen Udinus itu, jika nge-lag terjadi saat perangkingan skor, tinggal jaringan ireboot hidupkan lagi dan dibatasi penggunaanya, tunggu 10 menit, skor keluar lagi dan pasti skor tidak berubah.

“Sangat sulit diterima alasannya jika perubahan skor karena komputer nge-lag di mana skor sudah sempat keluar," jelasnya.

Ihwal dugaan manipulasi, Solichul Huda menerangkan hal itu butuh uji forensik terhadap aplikasi dan database aplikasi untuk membuktikan ada atau tidaknya manipulasi.

Menurutnya, proses digital forensik tidak membutuhkan waktu lama.

Hanya butuh waktu 1 hari untuk menguji validasi penyebab utama perubahan skor dan menganalisa aplikasi ada atau tidaknya manipulasi.

Huda mengaku prihatin atas kejadian yang terjadi di Kota Kretek.

Sebagai orang yang berasal dari Kudus, dia mengungkapkan akan bersedia membantu menyelesaikan kasus tersebut dari sisi IT.

"Kalau masyarakat mempercayai saya dan saya bantu secara cuma-cuma," tandasnya. (goz)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved