Berita Blora

Blora Disebut Paling Banyak Kasus PMK, Berapa Jumlahnya Sekarang? DP4 Ungap Angka Ini

Blora menjadi daerah di Jateng dengan kasus PMK terbanyak. Tercatat saat ini ada 654 kasus ekor sapi yang terpapar PMK. Pasar hewan ditutup sementara.

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Iqbal Shukri
Pasar hewan di Blora ditutup sementara, dampak mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, terutama sapi. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng menyebut Blora sebagai daerah di Jawa Tengah dengan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terbanyak di provinsi tersebut.

Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, mencatat  ratusan ekor sapi di Blora terjangkit kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), DP4 Blora, Endah Trisusanti, mengatakan ada 654 ekor sapi yang terpapar PMK.

Baca juga: 5 Persen dari Total Populasi Ternak di Jateng Terjangkit PMK, Disnakkeswan: 2.286 Ekor Ditangani

Baca juga: 25 Ekor Sapi di Blora Mati setelah Terpapar PMK, Bupati Arief Rohman Singgung Penutupan Pasar Pon

Baca juga: Jepara Belum Berstatus Bebas PMK Sejak 2022, DKPP: Per Hari Ini Ada Temuan 17 Kasus

Endah menyebut data itu sejak November 2024 sampai 12 Januari 2025. 

Dari ratusan ekor sapi yang terpapar, ada puluhan ekor sapi yang tidak bisa diselamatkan.

"Yang terpapar PMK ada 654 ekor, sapi yang mati karena PMK ada 46 ekor, kemudian yang sembuh dari PMK ada 467 ekor," katanya, kepada Tribunmuria.com, Senin (13/1/2025).

Lebih lanjut, Endah mengatakan untuk mencegah lonjakan kasus PMK di Blora, saat ini DP4 Blora terus melakukan vaksinasi PMK ke sapi-sapi yang sehat. Itu sudah dilakukan ke desa-desa yang ada di Blora.

Menurutnya, tujuan vaksinasi itu sebagai upaya menambah imunitas pada hewan ternak sehingga bisa mencegah serangan PMK.

"PMK memang sudah menyebar di Jateng dan Jatim, termasuk di blora yang menjadi wilayah perbatasan sehingga antisipasi sangat diperlukan," terangnya.

Pihaknya, mengimbau agar saat membeli ternak seperti sapi baru jangan dijadikan satu dengan yang lama.

"Harus diisolasi atau disendirikan terlebih dahulu, sebagai langkah antisipatif."

"Karena setelah 14 hari baru tahu ada gejalanya terpapar PMK. Jadi sapi harus diisolasi terlebih dahulu," jelasnya.

Pasar hewan ditutup sementara

Selain itu, upaya lain yang dilakukan oleh Pemkab Blora untuk mencegah lonjakan kasus PMK di Blora yakni sudah dilakukan penutupan pasar hewan.

Kepala Bidang (Kabid) Pasar, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora, Margo Yuwono, mengatakan ada dua pasar hewan di Blora yang ditutup sementara.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved