Berita Temanggung

Gibran Safari ke Temanggung Serap Aspirasi Persoalan Tembakau, Begini Respon APTI

Gibran Rakabuming Raka, nakal cawapres KIM menggelar safari politik ke Temanggung dan serap aspirasi persoalan tembakau. APTI: belajar dulu ke Jokowi

Istimewa
Perwkilan petani tembakau yang tergabung dalam APTI, saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyuarakan aspirasi mereka, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNMURIA.COM, TEMANGGUNGGibran Rakabuming Raka menggelar safari politik ke Desa Gondangwinangun, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung pada Minggu (29/10/3023) kemarin.

Dalam kunjungannya itu, Gibran menyerap aspirasi dari kalangan petani tembakau, terkait rendahnya harga tembakau kering dan pembatasan pupuk bersubsidi.

Safari politik Gibran mendapat respon dari Asosiasi Petani Temabakau Indonesia (APTI).

Ketua Umum APTI, Agus Parmuji meminta agar bakal cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), itu mempelajari dulu seluk beluk pertembakauan sebelum terjun ke lapangan untuk mencarikan solusi bagi para petani.

“Kalau Mas Gibran bicara masalah tembakau, apalagi jika berjanji akan mencarikan solusi bagi para petani, kami anggap itu kurang pas."

"Harusnya belajar dulu dari Presiden Jokowi yang telah terlebih dahulu paham problematika pertembakauan,” ujarnya di Temanggung, Selasa (31/10/2023).

Agus menilai, kondisi riil pertembakauan nasional di tingkat petani sejauh ini masih belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan, khususnya di dua periode masa pemerintahan presiden Joko Widodo.

Sebaliknya, para petani tembakau justru merasa selama 9 tahun terakhir kebijakan pemerintah tidak pro terhadap kalangan petani.

Bahkan cenderung ingin menyingkirkan atau mematikan budidaya tembakau secara pelan-pelan.

Baik itu melalui regulasi yang sudah ada, maupun yang saat ini telah direncanakan.

“Kami justru merasa selama sembilan tahun terakhir di bawah pemerintahan Presiden Jokowi belum ada kebijakan yang menyejukkan."

"Artinya merawat, melestarikan, dan melindungi budidaya tanaman tembakau itu sendiri,” ujarnya.

Dijelaskan, kebijakan pemerintah yang kurang mendukung aspirasi petani tembakau nasional antara lain adalah adanya kebijakan kenaikan cukai rokok setiap tahun yang berimbas pada melemahnya pembelian tembakau lokal.

Lalu, masih longgarnya keran impor, termasuk belum adanya perlindungan atas tata niaga tembakau nasional guna menangkal gempuran tembakau impor dari luar negeri.

Agus mengungkapkan, pemerintah saat ini seharusnya paham masalah yang mendera para petani tembakau.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved