Seleksi Perades Kudus
Publik Menunggu Jawaban Unpad atas Seleksi Perades Kudus, Adi Sadhono: Mereka Siap Klarifikasi
Unpad disebut siap memberikan klarifikasi dan jawaban atas dugaan kecurangan dalam seleksi perades di Kudus. Hal ini disampaikan Kepala Dinas PMD
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Publik menunggu jawaban dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, ihwal carumatur pelaksanaan selesi perangkat desa (perades) di Kudus.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kudus, Adi Sadhono, sudah menghubungi pihak Universitas Padjajaran (Unpad) perihal polemik penyelenggaraan tes seleksi perangkat desa.
Bahkan, kata Adi, Unpad siap memberikan jawaban dan klarifikasi atas sanggahan yang disampaikan oleh peserta melalui panitia di masing-masing desa.
Baca juga: Menilik Ruwetnya Seleksi Perades di Kudus: Server Ngelag, Kades Sebut Data Semrawut dan Cacat Hukum
Baca juga: Bisa-bisanya Bupati Kudus Tak Dilapori Anak Buah Masalah Keruwetan Tes Seleksi Perangkat Desa
Baca juga: Ramai Peserta Seleksi Perangkat Desa di Kudus Protes Unpad Gegara Skor Error, Kompak Kirim Sanggahan
“Sudah konfirmasi dari Unpad dan dia siap memberikan klarifikasi dan jawaban."
"Setelah dia menerima dari panitia (tingkat desa) berupa sanggahan (dari peserta tes)."
"Kira-kira pekan depan. Sebab perjanjian kerja sama kan per desa maka jawaban per desa,” kata Adi Sadhono, Jumat (17/2/2023).
Adi mengatakan, tanggung jawab ujian seleksi sampai pada hasil ujian tersebut keluar merupakan tanggung jawab perguruan tinggi penyelenggara.
Sebab, kata dia, dari klausul perjanjian yang ditandatangi antara panitia desa dengan perguruan tinggi pada 3 Februari 2023 tes seleksi sampai hasilnya menjadi tanggung jawab perguruan tinggi penyelenggara.
Tes yang berlangsung pada 14 Februari 2023 tersebut menyisakan persoalan.
Sejumlah peserta menyanggah karena hasil ujian berubah-ubah.
Saat ini sudah memasuki masa sanggah.
Kata Adi, peserta diberi hak untuk menyanggah sampai pada Senin 20 Februari 2023.
Setelah itu perguruan tinggi memiliki waktu untuk memberikan jawaban sampai 24 Februari 2023.
“Masa sanggah perlu penjelasan dan klarifikasi dari perguruan tinggi."
"Karena perguruan tinggi yang melaksanakan ujian penyaringan,” kata Adi Sadhono.
Kemudian saat disinggung kenapa banyak panitia di tingkat desa menghendaki Unpad sebagai penyelenggara tes, kata Adi, hal itu sepenuhnya menjadi wewenang panitia di tingkat desa.
Di antara alasan kenapa memilih Unpad satu di antaranya karena tarifnya dinilai lebih murah dan bisa menyelenggarakan di Kudus.
“(Untuk tarif) tidak begitu hafal, karena penyelenggara ada lima perguruan tinggi yang menyelenggarakan tes."
"Intinya pemilihan perguruan tinggi karena merupakan kewenangan desa."
"Cuma pertimbangan memilih perguruan tinggi A, B, atu C itu hak desa."
"Jadi saya tidak mengiyakan dan tidak menidakkan. Itu kewenangan desa,” kata dia.
Memang selain Unpad, dalam penyelenggaran tes seleksi perangkat desa di Kudus ada Unsoed, Unisbank, Polines, dan Untag Semarang.
Hanya saja, kata Adi, Unpad dinilai kurang profesional.
“Memang dari segi kepesertaan Unpad paling banyak dan persiapannya sama-sama di tanggal yang sama."
"Harusnya persiapannya lebih. Kalau jawaban saya itu,” kata dia.
Ramai-ramai kirim sanggahan
Sejumlah peserta mengajukan protes hasil tes seleksi perangkat desa yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran (Unpad).
Gelombang protes itu datang dari berbagai desa, satu di antaranya peserta dari Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kudus.
Di antara yang menjadi persoalan yakni berubah-ubahnya skor peserta.
Baca juga: Hasil Skor Tes Seleksi Perangkat Desa di Kudus Berubah-ubah, Nilai Tertinggi Mendadak Jadi Jeblok
Sejumlah peserta sedang mengerjakan soal tes seleksi perangkat desa di SMP 1 Kudus, Selasa (14/2/2023). (Tribunmuria.com/Rifqi Ghozali)
Untuk Desa Kesambi sendiri ada 82 peserta tes dengan 5 formasi.
Lima formasi tersebut yakni sekretaris desa, kasi perencanaan, kasi kesra, staf kepala dusun, dan keuangan.
Tes seleksi yang berlangsung pada 14 Februari 2023 kemarin untuk Desa Kesambi peserta sebagian menjalani tes di SMP 5 Kudus, sebagian lagi di SMP 3 Kudus.
Baca juga: Bisa-bisanya Bupati Kudus Tak Dilapori Anak Buah Masalah Keruwetan Tes Seleksi Perangkat Desa
Satu di antara peserta yang melayangkan protes atas hasil tes, Abdullah Rifai, dia melayangkan protes karena skor saat tes berlangsung tidak muncul di layar.
Padahal tes menggunakan skema computer assisted test (CAT).
Kemudian, katanya, ada salah seorang peserta dari Desa Kesambi atas nama Bukhori yang pada pengumuman pertama skornya tertinggi, namun disusul pengumuman kedua Bukhori nilainya jeblok dan mendapat urutan ke-10.
“Kemudian ada yang tidak ikut ujian dia mendapat nilai, kemudian pengumuman skor kedua nilainya menjadi kosong. Skor nilai keluar dua kali,” kaya Rifai.
Karena dinilai ada kejanggalan, akhirnya Rifai melayangkan sanggahan. Lelaki yang mendaftar formasi staf kepala dusun tersebut telah menyerahkan surat sanggahan kepada panitia tingkat desa.
“Yang mengajukan sanggahan hari ini 25 peserta besok menyusul karena waktunya besok satu hari lagi,” kata Rifai.
Sanggahan atas hasil tes yang diselenggarakan oleh Unpad tidak hanya datang dari peserta asal Kesambi, Mejobo saja.
Dari informasi yang dihimpun, dari desa lain juga melayangkan sanggahan kepada panitia di desa masing-masing.
Misalnya dari Desa Medini, Kecamatan Undaan; Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo; dan Desa Margorejo, Kecamatan Dawe.
Rahasia Unpad jadi penyelenggara
Universitas Padjajaran (Unpad) dipilih oleh sebagian besar panitia seleksi perangkat desa sebagai penyelenggara tes seleksi perangkat desa yang berlangsung pada 14 Februari 2023.
Dari 90 desa yang menggelar seleksi pengisian perangkat desa, 68 di antaranya menunjuk Unpad sebagai penyelenggara tes seleksi.
Muhammad Mawahib adalah ketua panitia seleksi perangkat desa di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo Kudus.
Saat ini dia sudah menerima sejumlah surat sanggahan dari beberapa peserta.
Diketahui untuk Desa Kesambi ada 5 formasi dengan 82 peserta.
Sebagian peserta menjalani tes di SMP 5 Kudus, sebagian lainnya menjalani tes di SMP 3 Kudus.
Di antara permohonan klarifikasi atas hasil tes yang dituangkan dalam surat sanggahan oleh peserta tersebut karena tidak ada skor yang bisa disaksikan secara langsung saat tes berlangsung.
Kemudian para peserta juga memprotes skor yang berubah-ubah.
Ada juga peserta yang tidak hadir tes tapi dan mendapatkan nilai.
Mengenai hal itu sedianya Mawahib sudah mengonfirmasi secara langsung dengan pihak Unpad sesaat setelah tes seleksi berlangsung.
Kata Mawahib, Unpad memang ada unggahan skor hasil tes dua kali karena terjadi kesalahan mengunggah skor hasil tes.
“Karena berhubungan dengan Desa Kesambi panitia sudah konfirmasi katanya memang ada dua kali upload (nilai) khusus SMP 5 dengan hasil yang berbeda,” Mawahib.
Kemudian, kata Mawahib, kenapa pihaknya menjatuhkan pilihan pada Unpad sebagai penyelenggara tes seleksi karena Unpad siap menyelenggarakan tes di Kudus.
Sedianya pihaknya akan memilih Universitas Tujuhbelas Agustus (Untag) Semarang, namun karena tesnya berlangsung di Semarang akhirnya pilihan dijatuhkan pada Unpad.
Selain itu, katanya, tarif di Unpad dinilai lebih miring dibanding Untag.
Hanya saja Mawahib tidak membeberkan tarif tersebut.
“Kami selaku panitia, kepala desa, BPD sepakat di situ (Unpad). Pertimbangannya kalau dulu mau di Untag karena penyelenggaraan di Semarang kami berpikir tentang keselamatan teman-teman, dan ini ada tawaran yang bagus dengan sistem yang sama sesuai Perda dan Perbup sehingga kami harus mencari yang terbaik. Lebih murah dengan Untag. Sementara kami masih percaya dengan Unpad saat itu,” kata Mawahib.
Sekarang tes seleksi sudah selesai.
Sejumlah peserta tes memprotes hasilnya.
Mereka mengajukan sanggahan atas hasil tes.
Otomatis surat sanggahan itu disampaikan pihaknya.
Oleh sebab itu, Mawahib akan mengirimkan surat sanggahan tersebut kepada Unpad sebagai penyelenggara esok hari.
“Langsung panitia menyampaikan (sanggahan dari peserta) besok bagi ke Unpad karena kewajiban,” kata dia.
Tribunmuria.com juga berupaya menghubungi penanggungjawab pihak Unpad untuk menjelaskan masalah yang terjadi terkait tes seleksi perangkat desa di Kudus yang menuai banyak protes, namun belum ada respon. (*)
| Pelantikan Hasil Seleksi Perades Kudus Dirasa Dipersulit, Garank 1 Wadul Wagub Jateng Gus Yasin |
|
|---|
| Ratusan Garank 1 Geruduk Pendopo Kabupaten Kudus, Tuntut Hasil Seleksi Perades Segera Dilantik |
|
|---|
| Ihwal Pelantikan Perangkat Desa, Ini Kata Garank Gabungan Ranking 1: Kan Ada Putusan Pengadilan |
|
|---|
| Perangkat Desa Kudus Terpilih Bisa Segera Dilantik, Khusus Hasil Seleksi Perades di Luar Unpad |
|
|---|
| Gabungan Rangking 1 Perades Kudus Bereaksi, Sikapi Putusan Hartopo Tunda Pelantikan Perangkat Desa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Kepala-Dinas-Pemberdayaan-Masyarakat-Desa-PMD-Kudus-Adi-Sadhono-172.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.