Berita Jateng

Era Kolonial, Semarang Pakai Konsep Garden City ala Thomas Karsten, Ini Sisa Bangunannya

Lewat karya arsitekturnya, Karsten sangat berkontribusi dalam pengembangan Kota Semarang di era kolonial.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
Tribun Jateng/Budi Susanto
Sejumlah warga tengah duduk di bawah pohon asem yang ada di depan Pasar Peterongan Kota Semarang, Selasa (3/1/2023). Pasar tersebut satu di antara karya arsitektur Herman Thomas Karsten, seorang arsitek Hindia-Belanda. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Konsep garden city pernah diterapkan dalam tata kelola kota di Kota Semarang pada awal abad 20.

Pencetusnya adalah Herman Thomas Karsten, seorang arsitek yang ditunjuk oleh pemerintahan Hindia-Belanda untuk menata Kota Semarang pada 1914.

Lewat karya arsitekturnya, Karsten sangat berkontribusi dalam pengembangan Kota Semarang di era kolonial.

Bahkan pemerintah Hindia-Belanda menyebutkan Karsten sebagai sebagai perancang modernisme Semarang.

Karya arsitektur Karsten di Kota Semarang juga tercatat dalam buku The life and work of Thomas Karsten, Architecture and Natura, karya Joost Cote and Hugh O’Neill.

Di masa itu, Kota Semarang merupakan  satu di antara pusat ekonomi Hindia-Belanda dalam hal ekspor produk pertanian.

Guna menunjang perkembangan perekonomian pemerintah Hindia-Belanda, pembangunan infrastruktur hingga akses transportasi dilakukan secara masif di Kota Semarang.

Perkembangan itu menjadikan Kota Semarang layaknya magnet bagi masyarakat. Baik pribumi, pedagang hingga masyarakat Hindia-Belanda berbondong-bondong datang ke Kota Semarang.

Populasi penduduk di Kota Semarang pun melejit dan menimbulkan berbagai masalah perkotaan.

Minimnya pemukiman layak huni, pertumbuhan kampung urban secara organik, masalah sanitasi, kebersihan hingga estetika perkotaan jadi problematika yang dihadapi pemerintah Hindia-Belanda saat itu.

Karsten ditugaskan oleh pemerintah kolonial untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada 1919 ia menerapkan rencana kota yang merefleksikan teori desain kota Eropa modern dengan konsep garden city.

Dalam penerapannya, Karsten lebih menekankan tata kota yang fungsional, harmonis dan organis. Konsep itu dianggap sebagai sebuah rencana kota pertama ekstensif dan komprehensif di Hindia-Belanda.

Baca juga: Suaminya Naik Pangkat, Ini Kata Artis dari Blora Yeni Inka

Baca juga: Langganan Banjir, Di Era Hindia Belanda Pun Sudah Ada Megaproyek Penanggulangan Banjir di Semarang

Baca juga: Live Streaming Manchester United Vs Bournemouth Rabu Dini Hari, Ini Link Pertandingan

Rencana Karsten tersebut mencakup area selatan Kota Semarang, yang kemudian dinamai Candi Baru, serta kawasan menuju pusat kota.

Lokasi tersebut ada di wilayah Peterongan-Pekunden, Lempongsari hingga Sompok.

Di tahun yang sama, Karsten kembali menyumbangkan gagasan dalam realisasi proyek rumah rakyat Mlaten di Kampung Sompok, yang kini menjadi Kelurahan Bugangan, Semarang Timur. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved