Bencana Petungkriyono
Dandim Ungkap Alasan Ada Banyak Korban di Petungkriyono, 600 Petugas Gabungan Lanjutkan Pencarian
Dandim Pekalongan mengungkap alasan bencana alam di Petungkriyono telan banyak korban. Hari kedua, 600 personel dikerahkan untuk pencarian & evakuasi.
Penulis: Dina Indriani | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BATANG - 600 petugas gabungan dan empat anjing pelacak dikerahkan untuk melanjutkan evakuasi dan pencarian korban hilang bencana longsor dan banjir bandang di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Rabu (22/1/2025).
Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya, mengungkapkan bahwa operasi pembersihan dan pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan.
"Yang akan kita bersihkan yang pertama adalah akses menuju lokasi, di sana ada tiga titik longsoran kecil di jalan."
"Tim gabungan tersebut terdiri dari 600 personel dan empat anjing pelacak," tuturnya.
Baca juga: Kronologi Tragedi Petungkriyono Telan 26 Korban, 17 Tewas 9 Orang Hilang: Longsor & Banjir Bandang
Baca juga: Longsor di Petungkriyono Pekalongan: 11 Korban Tewas Tertimbun, Akses Jalan Tertutup
Baca juga: Jadi Penghubung Tiga Desa, Jembatan Garung Petungkriyono Kondisinya Kini Membahayakan
Lebih lanjut, Rizky Aditya menjelaskan bahwa upaya pencarian difokuskan di dua lokasi utama, yaitu rumah Sekretaris Desa (Sekdes) Kasimpar (Pak Carik) dan Cafe Allo.
Selain itu, tim juga menyusuri aliran sungai yang menuju ke Sungai Welo, karena dikhawatirkan ada korban yang hanyut terbawa arus.
Ungkap alasan bencana Petungkriyono telan banyak korban
Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya, memaparkan mengapa ada begitu banyak korban jiwa dalam bencana alam di Petungkriyono.
"Kejadian ini mengakibatkan banyak korban, karena ada beberapa alasan."
"Jadi di bawah sana ada dua rumah, yaitu rumah pendeta dan rumah Pak Carik, serta satu kafe. Ketiga bangunan utama ini menjadi pusat korban bencana," tambahnya.
Rumah Pak Carik menjadi tempat berteduh sementara bagi orang-orang yang menuju ke Petungkriyono ketika hujan deras turun.
Mereka merasa aman berlindung di sana karena lokasinya jauh dari tebing.
Sedangkan di Cafe Allo, sedang berlangsung acara keluarga yang juga menunggu hujan reda.
Sementara itu, rumah pendeta yang juga terdampak longsor tidak terdapat penghuni saat kejadian.
Desa Kasimpar yang berada di dekat lokasi longsor dinyatakan aman, longsor tidak merusak pemukiman di desa tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.