Berita Kudus

Buka Luwur Makam Sunan Kudus 2024, Panitia Siapkan 40.000 Bungkus Sego Jangkrik untuk Dibagikan

Panitia rangkaian acara tradisi buka luwur makam Sunan Kudus menyiapkan 40.000 nasi jangkrik untuk dibagikan kepada masyarakat.

|
Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Saiful Masum
Ilustrasi sego jankrik, nasi berbungkus daun jati dengan isian lauk potongan daging kerbau. 

Semua bahan dimasak kurang lebih tiga jam di atas kawah (wajan besar) hingga menjadi bubur lengkap dengan tambahan bumbu gulai, garam, daun pandan, serei, kayu manis, dan santan. 

Bubur yang sudah masak disiapkan dalam sebuah tempat makan sekali pakai untuk dibagikan kepada masyarakat. 

Setiap porsi bubur Asyura dilengkapi dengan sembilan toping. Berisikan irisan tempe goreng, tahu goreng, ikan teri, irisan telur dadar, udang goreng, tauge (kecambah), irisan cabai, jeruk bali, dan pentul yaitu olahan kelapa muda dicampur daging giling yang dibentuk bulat-bulat. 

Semua bahan dimasak oleh para juru masak perempuan di lingkungan Menara Kudus menjadi bubur.

Kemudian bubur Asyura khas Menara Kudus selagi masih hangat langsung dibagikan kepada masyarakat sekitar hingga ke beberapa desa sekitar Menara Kudus. 

"Tahun ini pembuatan bubur Asyura sebanyak enam kawah, satu kawahnya bisa untuk 200 porsi."

"Lima kawah dibagikan ke masyarakat, satu kawah dibagikan untuk kegiatan albarjanji putra dan putri."

"Untuk pembagiannya pada 9 Muharam, karena pada 10 Muharam ada kegiatan pembagian nasi berkat di komplek Menara Kudus," terangnya. 

Muflichah menyebut, pembagian bubur Asyura di komplek Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus sudah dilakukan sejak lama.

Dinilai sebagai bagian dari upaya ittibak Nabi Nuh setelah diselamatkan oleh Allah SWT dari bencana banjir bandang. 

Bubur Asyura khas Menara Kudus juga dibagikan kepada masyarakat di Desa Langgar Dalem, Damaran, Kajeksan, dan beberapa daerah sekitar. 

Seorang warga, Ilyana (58) mengatakan, pembagian bubur Asyura setiap 9 Muharam selalu ditunggu-tunggu warga.

Masyarakat meyakini bahwa dengan memakan bubur Asyura bagian dari upaya mengharap keberkahan dari Sunan Kudus.

"Pembagian bubur Asyura di masyarakat komplek Makam Sunan Kudus ini sudah lama, kami selalu menunggu setiap tahunnya untuk ngalap berkah," ujarnya.

Menurut Ilyana, ada cita rasa khas yang dihasilkan dari bubur Asyura Menara Kudus. Selain rasa yang gurih, penyajian bubur dilengkapi aneka macam lauk, sehingga nemambah kenikmatan saat disantap.

Dia berharap, tradisi ini tetap dijaga dan dilestarikan dengan baik setiap tahunnya, menjadi bagian dari tradisi Buka Luwur Sunan Kudus

"Yang enggak puasa bisa langsung menyantap bubur Asyura karena ini bancaan atau selamatan setiap 10 Muharam."

"Bubur ini selalu ditunggu masyarakat untuk mengambil berkah, makan sedikit-sedikit saja sudah cukup," tuturnya. (sam)

 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved