Berita Kudus

'Kinari' Menangkan Festival Film Folklore Muria, Angkat Cerita Ritual Mandi di Kali Tempuran

Film Kinari yang bercerita tentang ritual mandi di Kali Tempuran dan asal usul Desa Tempur, Jepara, menangkan Festival Film Folklore Muria (F3M) 2023.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
Cuplikan film Kinari yang mengangkat cerita folklor asal Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berhasil menjadi film terbaik dalam Festival Film Folklore Muria (F3M) 2023. 

Film Kinari yang bercerita tentang ritual mandi di Kali Tempuran dan asal usul Desa Tempur, Jepara, menangkan Festival Film Folklore Muria (F3M) 2023.

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Film berjudul "Kinari" yang mengangkat cerita folklor asal Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berhasil menjadi film terbaik dalam Festival Film Folklore Muria (F3M) 2023.

Hal ini diumumkan usai hasil penjurian dalam penganugerahan pemenang lomba F3M di Kampung Budaya Piji Wetan Kudus.

Film "Kinari" yang diproduksi oleh Ladamif films asal Jepara ini mengangkat cerita rakyat yang berkembang di desanya, yakni mengisahkan babad Desa Tempur.

Adamifa selaku sutradara dan penulis naskah, menjelakan bahwa film Kinari itu menceritakan Desa Tempur yang berasal dari Kali Tempuran yang merupakan pertemuan dua arus yang digunakan untuk ritual mandi atau pembersihan jiwa raga para leluhur.

"Ada empat tokoh yang kemudian bertemu Ki Sabrul, sebenarnya karakter aktor di sana itu menunjukkan simbol-simbol empat tokoh tadi, Mbah Rajun, Mbah Romban dan dua lainnya," kata Adamifa dalam sesi artis talk selepas screening film.

Kaitannya dengan pesan moral film tersebut, kata Adamifa, bahwa saat ini ritual mandi di Kali Tempuran sudah jarang dilakukan oleh masyarakat. 

Selain itu, film Kinari juga mengandung pesan untuk menjaga alam dan air di lingkungan sekitar.

Selain pemenang film terbaik, Kinari juga memperoleh penghargaan sebagai film dengan skenario terbaik.

Salah satu aktor dalam film Kinari, Rudi Parkesit yang berperan sebagai Dadang juga menyabet nominasi pemeran terbaik. 

Selanjutnya, panitia juga memberikan penganugerahan kepada para finalis dengan kategori berbeda.

Kategori sinematografi terbaik dan penata artistik terbaik diraih oleh film berjudul Memeluk Muria karya Omah Dongeng Marwah. 

Sementara itu, penata audio terbaik diraih film Bhayangkara yang diproduksi Sakamichi Production (SMK Raden Umar Said Kudus).

Di lain sisi, Sineas lulusan ISI Surakarta, Yusuf turut memberikan testimoni dan mengapresiasi adanya kegiatan pemutaran film di Kudus.

Yusuf menilai kegiatan semacam ini cukup penting untuk melihat perkembangan film di Kudus dan sekitarnya.

"Saya senang di Kudus ada pemutaran film dengan hal baru, terlebih untuk melihat potensi perkembangan film di Kudus."

"Semoga para peserta kedepannya juga lebih bersemangat, memperbaiki kialitas, cerita dan tetap memunculkan film lokal," ungkapnya. (rad)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved