Berita Kudus

Seminar Online Universitas Muhammadiyah Kudus, Memahami Interaksi Obat

Mahasiswa Angkatan V Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) dari Universitas Muhammadiyah Kudus (Umku) baru-baru ini menggelar seminar daring.

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Daniel Ari Purnomo
istimewa
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Angkatan V Universitas Muhammadiyah Kudus (Umku) menggelar seminar online dengan mengangkat tema 'Pahamkan Interaksi Obat Agar Tercapai Masyarakat yang Cerdas dalam Mengkonsumsi Obat', Senin (7/8/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai konsumsi obat yang cerdas, Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Angkatan V dari Universitas Muhammadiyah Kudus (Umku) telah sukses menyelenggarakan seminar bertema 'Pahamkan Interaksi Obat guna Mewujudkan Masyarakat yang Cerdas dalam Mengkonsumsi Obat'.

Seminar tersebut berhasil diselenggarakan secara daring dan diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat umum. Acara ini didukung oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Dekan Fakultas Farmasi Umku, Dr. Apt Endang Setyowati, Kepala Program Studi Profesi Apoteker Umku, Apt M Nurul Fadel, akademisi pendidikan magister farmasi klinis, Apt. Sitta Hasanatin Sholihah, serta praktisi apoteker klinis dari RSUP dr Kariadi Semarang, Apt. Viren Ramadhan.

Apt. Sitta Hasanatin Sholihah, yang turut serta dalam acara ini, menjelaskan bahwa tujuan utama seminar ini adalah untuk memberikan edukasi yang komprehensif kepada masyarakat mengenai dampak-dampak yang dapat muncul akibat interaksi obat. Interaksi obat ini bisa terjadi akibat konsumsi bersamaan antar obat-obatan, interaksi obat dengan makanan, dan interaksi obat kimia dengan obat herbal.

Baca juga: 15 Mahasiswa Umku Lolos Program Pembinaan Wirausaha Kemendikbudristek 2023

Beliau mengungkapkan bahwa interaksi obat adalah hal yang sering kali muncul akibat dari pola peresepan obat yang dapat berdampak pada hasil klinis pasien. Dampak yang mungkin terjadi antara lain adalah penurunan efektivitas terapi, peningkatan risiko efek samping yang merugikan, atau efek farmakologis yang tidak diinginkan.

Menurut penjelasan Apt. Sitta Hasanatin Sholihah, interaksi obat dapat terjadi ketika efek suatu obat berubah akibat adanya pengaruh obat lain, makanan, atau minuman. Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan efek ini adalah farmasetika, farmakodinamik, dan farmakokinetik.

"Konsumsi obat bersamaan dengan makanan juga dapat memicu interaksi, yang bisa mengakibatkan penurunan efek obat, peningkatan efek obat, dan bahkan tingkat toksisitas yang lebih tinggi," ujar Apt. Sitta Hasanatin Sholihah pada Senin (7/8/2023).

Selaku Dosen di Fakultas Farmasi Umku, Apt. Sitta juga memberikan panduan praktis untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan. Ia menjelaskan bahwa pengaturan waktu konsumsi obat dengan benar merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah interaksi obat.

Terdapat beberapa tips penting yang perlu diperhatikan agar masyarakat dapat menghindari timbulnya interaksi obat yang tidak diinginkan. Di antaranya adalah mematuhi aturan konsumsi obat, serta berkonsultasi dengan dokter atau apoteker mengenai hal-hal yang perlu diwaspadai. Ia juga mengingatkan agar masyarakat selalu berhati-hati dengan obat-obatan yang memiliki rentang penggunaan yang sangat terbatas, seperti obat antikoagulan, obat antidiabetes, obat antiepilepsi, dan obat imunosupresan.

"Saat mengonsumsi obat, minumlah dengan segelas air mineral, kecuali jika ada instruksi lain. Hindari mengombinasikan makanan atau minuman dengan obat, kecuali dalam kondisi tertentu. Penting juga untuk memberi informasi kepada tenaga medis jika sedang mengonsumsi obat-obatan lain," tambahnya. (Sam)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved