Berita Kudus
Kudus Urutan Kedua Angka Stunting di Eks Karesidenan Pati
Kabupaten Kudus berada di urutan kedua dengan tingkat prevalensi stunting di eks Karesidenan Pati setelah Jepara.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Kabupaten Kudus berada di urutan kedua dengan tingkat prevalensi stunting di eks Karesidenan Pati setelah Jepara. Berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 angka stunting di Kudus yaitu sebesar 19 persen sedangkan Jepara 18,2 persen.
“Jika dilihat data capaian SSGI 2022 memang belum terlalu menggembirakan, karena baru dua kabupaten yang angka stuntingnya sudah di bawah 20 persen yaitu Jepara dan Kudus,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih saat koordinasi percepatan penurunan stunting se-Eks Karesidenan Pati di Hotel @Hom Kudus, Kamis (27/7/2023).
Eka melanjutkan, untuk daerah lain misalnya Pati angka stunting berdasarkan data SSGI 2022 yaitu sebanyak 23 persen, Kabupaten Rembang 24,3 persen, dan Kabupaten Blora 25 persen.
“Namun kami percaya dengan kerja keras kita bersama, angka prevalensi stunting akan dapat diturunkan. Untuk itu banyak hal yang perlu kita perkuat baik dari tata kelola, layanan intervensi spesifik, maupun pada layanan intervensi sensitive,” kata Eka.
Untuk saat ini, kata dia, angka stunting di Jawa Tengah yaitu sebanyak 20,8 persen. Pihaknya komitmen bersama seluruh pemangku kebijakan untuk menekan angka stunting sampai pada angka 14 persen. Alih-alih malah bisa nol persen.
“Kalau saya melihat pemerintah provinsi Jawa Tengah ada komitmen yang kuat untuk menurunkan angka stunting,” kata dia.
Dalam forum ini yang juga dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan dari setiap daerah eks Karesidenan Pati diharapkan ada tukar informasi terkait penanganan stunting. Terutama dari dua daerah Jepara dan Kudus agar bisa memberikan contoh kepada daerah lain di sekitarnya terkait penanganan stunting.
“Minimal implementasi yang dilakukan di Jepara dan Kudus bisa ditiru daerah lain, amati tiru dan modifikasi,” katanya.
Sementara Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, dalam penanganan stunting perlu ada kajian yang tepat. Sebab, kajian tersebut menjadi landasan dalam memecahkan persoalan stunting.
“Penurunan angka stunting menjadi target kita semua memang harus riil kajian yang benar,” kata Hartopo.
Untuk itu dalam setiap kesempatan Hartopo mendorong agar penanganan stunting yang saat ini menjadi perhatian nasional juga perlu keseriusan di Kudus. Termasuk dari segi kajian juga harus benar dan tepat agar tidak salah langkah.
(goz)
TMMD Kodim 0722/Kudus: Menjahit Asa, Membangun Masa Depan Desa Kandangmas di Lereng Muria |
![]() |
---|
PCNU Kudus Kembalikan Dana Hibah Rp 1,3 Miliar dari Pemkab ke Kejari |
![]() |
---|
Koleksi Melimpah, Museum Situs Purbakala Patiayam Diusulkan Jadi Cagar Budaya Nasional |
![]() |
---|
Siswa Belajar dalam Kondisi Cemas, Ruang Kelas di SD Ngembalrejo Kudus Rusak sejak Lama |
![]() |
---|
Mengenal Syekh Abdul Hamid, Ulama Berdarah Kudus Mengisi Belantika Keilmuan Islam di Makkah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.