Serba serbi Ramadan 1444 H

Ini Makanan Khas Ramadan di Semarang yang Kian Dilupakan, Petis Bumbon, Coro Santan dan Ketan Biru

Di Kota Semarang memiliki makanan khas yang mudah ditemukan saat bulan ramadan yakni petis bumbon, coro santan, dan ketan biru.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Muhammad Olies
Tribunmuria.com/ Iwan Arifianto.
Lapak penjual petis bumbon, coro santan, dan ketan biru diserbu pembeli. Mayoritas pembeli para manula di Aloon-aloon Kota Semarang, Jumat (24/3/2023).  

Uniknya, telur yang digunakan adalah telur bebek.

Dalam proses pembuatan petis bumbon, memerlukan waktu setidaknya selama tiga jam.

"Dua sampai tiga jam untuk mengolah bumbu hingga siap dihidangkan," katanya.

Penjual takjil, Siti  Khasanah menjelaskan, proses pembuatan kue coro tak perlu waktu lama sekira dua jam.

Sejumlah bahan yang harus dipersiapkan seperti tepung gandum, tepung beras, telur, dan ragi.

Agar semakin lezat,cara makan kue coro yaitu dengan membubuhkan kuah santan kelapa yang sudah dimasak.

Dengan itu, akan menghasilkan perpaduan rasa manis dan gurih.

"Bahan-bahan itu dicampur lalu ditambah gula, terus diaduk sampai jadi adonan. Dua jam sudah jadi tinggal dibiarkan mengembang," terangnya.

Sedangkan ketan biru yang terbuat dari ketan biasa. Beras ketan direndam terlebih dahulu.

Selepas direndam lalu direbus, dicampurkan santan, garam, dengan pewarna biru.

Siti menjelaskan, tidak ada alasan untuk mengganti warna ketan.

Lantaran warna biru itu memang turun temurun sejak zaman dahulu.

"Pewarna makanan tidak bikin pahit," katanya.

Ketan biru akan lebih nikmat jika dimakan bersamaan dengan enten-enten, sejenis parutan kelapa yang dicampur dengan gula merah.

Dalam satu hari, ia bisa memproduksi masing-masing 3 kilogram kue coro dan ketan biru.

"Ketan biru seporsi Rp5 ribu, kue coro dua buah harga Rp5 ribu," tandasnya. (Iwn)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved