1 Abad NU
Berusia Lebih dari Seabad, Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati Konsisten Lahirkan Tokoh NU Berkaliber
PBNU akan memberikan penghargaan kepada pondok pesantren di Indonesia yang telah berusia lebih dari 100 tahun.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, PATI- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan memberikan penghargaan kepada pondok pesantren di Indonesia yang telah berusia lebih dari 100 tahun.
Tercatat ada 56 pondok pesantren berusia lebih dari satu abad yang bakal menerima penghargaan tersebut.
Puluhan pondok pesantren tersebut rencananya akan menerima penghargaan itu saat kegiatan Anugerah Satu Abad NU yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (31/1/2023) mendatang.
Dari daftar panjang tersebut, terdapat satu nama pondok pesantren yang cukup masyhur asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yakni Pondok Pesantren Maslakul Huda.
Pesantren yang berada di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, ini telah berdiri sejak 1910.
Artinya, tahun ini lembaga pendidikan Islam yang masyhur dengan spesialisasi ilmu Ushul Fiqh ini menginjak usia 113 tahun.
Pengurus Yayasan Pesantren Maslakul Huda Pati, Fajrul Falah, menjelaskan bahwa cikal bakal keberadaan pesantren ini pada 1910 dirintis oleh KH Mahfudh Salam.
Dikutip dari laman resmi pesantren, Kiai Mahfudh sepulang menimba ilmu dari Mekah sempat tabarukan (belajar ulang) kepada Kiai Hasyim Asy’ari di Tebuireng.
Saat itu Kiai Mahfudh sudah diberi kesempatan mengajar oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari.
Sehingga, ketika Kiai Mahfudh hendak pulang untuk merintis pesantren di Kajen, beberapa santri yang menjadi muridnya di Tebuireng ikut dan menjadi santri pertama di Maslakul Huda.
Awalnya Kiai Mahfudh memulai cikal bakal pondok dengan mengajar kitab kuning di musala kepada santri yang ingin belajar agama.
Selanjutnya, pada 1949 – 1963, kepemimpinan pesantren dipegang oleh Kiai Ali Muhtar yang merupakan adik dari Kiai Mahfudh.
Baca juga: Isu Reshuffle Bakal Digelar Rabu Pon 1 Februari 2023, Jokowi: Tunggu Saja
Baca juga: Komitmen NU Menjaga NKRI Sudah Teruji, Kata Kapolri Saat Penutupan Porseni NU 2023 di Solo
Dirangkum dari pelbagai sumber, mulanya pesantren ini belum bernama Maslakul Huda, melainkan Polgarut yang merupakan akronim dari nama area di Desa Kajen tempat pesantren ini berada, yakni Gempol Garut.
Ketika pesantren dipegang oleh Kiai Sahal Mahfudh pada 1963, barulah pesanre ini berganti nama jadi Maslakul Huda atau artinya jalannya pituduh/petunjuk.
Penamaan tersebut membawa maksud sebagai tahap lanjutan dari Mathali’ul Huda (sumbernya pituduh) pesantren yang didirikan ayah Kiai Mahfudh, kakek dari Kiai Sahal, yakni Kiai Abdussalam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/tren-Masl.jpg)