Berita Jateng

Ratusan ABK Tewas di Perairan Jateng, Kombes Hariadi: Nahkoda dan Pemilik Kapal Kurang Perhatian

Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Tengah mencatat ada 131 orang meninggal dunia di perairan laut Jateng

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Muhammad Olies
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Aktivitas bongkar muat ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai  (PPP)  Tegalsari,  Kota Tegal, Kamis (8/9/2022). 

TRIBUNMURIA.COM,SEMARANG -  Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Tengah mencatat ada 131 orang meninggal dunia di perairan laut Jateng.

Mayoritas korban adalah anak buah kapal (ABK). Mereka meninggal dunia akibat sakit.

"Ya, 60 persen korban adalah ABK,  paling banyak karena sakit di atas kapal," jelas Direktur Polisi Air dan Udara (Dirpolairud) Polda Jateng, Kombes Hariadi kepada Tribun,Rabu (18/1/2023). 

Tingginya angka kematian di atas kapal, menurut Kombes Hariadi disinyalir lantaran kurangnya perhatian pemilik kapal dan nahkoda terhadap kondisi kesehatan awak kapal. 

Seharusnya nahkoda dan pemilik harus benar-benar memastikan kondisi kesehatan anak buahnya.

"Iya, perhatian dari nahkoda dan pemilik kapal kurang," tutur Kombes Hariadi.

Baca juga: Sosok Perempuan Korban Pembunuhan: Sudah Menjanda 15 Tahun, Sehari-hari Jual Rica-rica di Angkringan

Baca juga: LSM di Brebes Minta Rp 200 Juta ke Keluarga Pelaku Pemerkosa Gadis 15 Tahun, Tapi Ternyata

Baca juga: Uji Coba Full Cycle di Jateng DIY Akhir Januari, Ini Daerah Sasaran dan Skema Pembelian Biosolar

 

Ia mengimbau, para nahkoda dan pemilik kapal harus memeriksa ABK baik dari segi dokumen dan kesehatan sebelum berangkat berlayar.

Sebab, pergi berlayar di laut menghabiskan waktu berbulan-bulan. 

"Mereka melaut bisa sampai dua bulan, tidak mungkin ada kejadian langsung pulang apalagi cuaca buruk," beber Kombes Hariadi.

Tak hanya kepada para ABK kapal besar,  para nelayan kecil seringkali nekat melaut saat cuaca ekstrem.

Kombes Hariadi mengatakan, setidaknya ada empat kasus di tahun ini nelayan kecil meninggal dunia akibat tenggelam di laut.

Mereka berasal dari  Demak, Semarang, dan Batang.

"Mereka nekat melaut saat cuaca ekstrem," ungkapnya.

Di sisi lain, pihaknya memberikan perhatian lebih terhadap wilayah rawan bencana rob seperti Kota Semarang, Demak dan Pekalongan.

Menurutnya, manakala BMKG membagikan prakiraan terkait potensi rob tinggi maka segera memberikan peringatan ke anggotanya baik dari tingkat Kasat di Polres hingga anggota di lapangan untuk waspada.

"Kami juga woro-woro ke masyarakat, tentu kami siapkan tim SAR," terang Kombes Hariadi. (Iwn)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved