Berita Blora

Tujuh Pasar Hewan di Blora Ditutup Sementara, Antisipasi Lonjakan Kasus PMK

Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM Kabupaten Blora menutup sementara pasar hewan di Kabupaten Blora. Langkah ini untuk pengendalian virus PMK

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA/AHMAD MUSTAKIM
Tampak banner ditutup sementara di Pasar hewan Blora (pasar pon).   

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM Kabupaten Blora menutup sementara pasar hewan di Kabupaten Blora.

Langkah ini dilakukan agar upaya pengendalian virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bisa maksimal.

Kepala Bidang Pasar Dindagkop UKM Blora, Soni Supriyanto menjelaskan penutupan ini menindaklanjuti hasil rapat tim penanggulangan PMK dan rekomendasi dari Dirjen PKH Kementan.

"Pasar hewan kami tutup mulai kemarin. Surat perihal penutupan kepada semua UPTD baru kita proses. Namun untuk pemberitahuan by phone sudah kami laksanakan," ucap Soni Supriyanto kepada tribunmuria.com, Rabu (11/1/2023).

Pasar yang ditutup sementara yakni Pasar hewan Blora (Pasar Pon), pasar hewan Randublatung, pasar hewan Jepon, pasar hewan Jepon, pasar hewan Doplang, pasar hewan Kunduran dan Banjarejo. 

Soni Supriyanto pun membeberkan peningkatan sapi yang terjangkit PMK di Blora.

"Darri hasil rapat setidaknya sekitar 300 ekor sapi terdeteksi kena PMK, untuk data pasti mohon konfirmasi ke bidang Peternakan DP4," beber Soni Supriyanto.

Baca juga: Lukas Enembe Ditangkap, Papua Tanpa Pemimpin, Mahfud MD: Pemerintahan Tak Boleh Macet

Baca juga: Hartopo Masih Kekeh Tawarkan Eks Matahari dan Ngasirah ke Investor

Baca juga: KEJI! Dua Pelajar di Makassar Nekat Culik dan Bunuh Bocil, Tergoda Cuan Besar Hasil Jual Organ

Supranto, salah satu pedagang sapi asal Desa Sarimulyo mengungkapkan, pada bulan desember 2022 hingga januari 2023 kasus PMK ini lebih parah.

"Kebanyakan saat di pasar itu ada satu sampai dua yang mati. Ya di pasar pon ataupun pasar Wirosari. Setiap masuk pasar ada sapi yang ngiler gitu," ungkap Supranto.

Menurutnya, hal ini yang berpengaruh dengan harga sapi yang cenderung menurun.

"Harga menurun bisa 30-40 persen dari harga normal," ujar Supranto.

Dia berharap meningkatnya kasus PMK ini bisa segera ditangani. Sebab, pekerjaan pedagang sapi merupakan pekerjaan sehari-harinya.

Sementara Kabid Peternakan DP4 Kabupaten Blora, Tejo Yuwono belum bisa dikonfirmasi terkait jumlah pasti sapi yang terjangkit PMK secara keseluruhan. (kim)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved