Berita Jateng

Buka Muktamar KMF Ke-3 di Semarang, Taj Yasin: Pesantren Harus Dikuatkan Identitasnya   

Keluarga Mathaliul Falah (KMF) gelar Muktamar ke-3 di Kota Semarang. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen

Penulis: Moch Anhar | Editor: Muhammad Olies
Istimewa
Keluarga Mathaliul Falah atau KMF gelar Muktamar ke-3 di Gedung Prof Ahmad Ludjito Kampus I UIN Walisongo Semarang,  Jumat-Sabtu, (6-7/1/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Keluarga Mathaliul Falah (KMF) gelar Muktamar ke-3 di Kota Semarang. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

KMF merupakan jaringan alumni Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM) Kajen Pati. Muktamar ke-3 KMF ini dilaksanakan di Gedung Prof Ahmad Ludjito Kampus I UIN Walisongo Semarang,  Jumat-Sabtu, (6-7/1/2023). 

Taj Yasin Maimoen menyebutkan kehadirannya tak hanya mewakili pemerintah. Namun juga karena sebelumnya sudah diwanti-wanti oleh istrinya, Hj. Nawal Arofah yang merupakan alumnus Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM) Kajen Pati. 

"Saya sudah mengenal lama organisasi di Mathaliul Falah, sangat maju dan disiplin. Ketika masih studi di Sudan, KMF ini saya lihat di grup istri saya sudah ada grup Jogja dan sebagainya,"ujar Taj Yasin Maimoen.

"Kampus ketika bicara keislaman yang muncul cenderung kelompok agak ke kanan atau kiri. Kami menunggu KMF ini menjadi inspirasi organisasi pesantren yang lain." 

Baca juga: Ini Tiga Pembahasan Multaqo Nasional LMY Ke-2 di Jepara, Isu Pendidikan Hingga Perekonomian

Baca juga: Keluarga Angela Korban Mutilasi di Bekasi Pernah Bertemu Pelaku pada 2019: Gak Nyangka, Sandiwara

Baca juga: Mbah Sani Perjuangkan Tanahnya yang Sudah Dihuni 30 Tahun, Ari Wachid: Kami Kawal Hingga Komisi III

Taj Yasin Maimoen menambahkan organisasi pesantren harus dikuatkan identitasnya terutama di kampus. Hal ini karena ada alumni pesantren yang tidak berani atau tidak percaya diri dengan identitas aslinya.  

"Saya merasakan betul jika alumni pesantren di kampus ikut mewarnai kegiatan, cara berpikir, musyawarah, jam belajar, maka kekhawatiran ulama kepada santri-santri yang akan kuliah agar tidak terbawa arus itu tak ada," ujar Taj Yasin Maimoen.

Taj Yasin Maimoen berharap muktamar KMF ke-3 ini mencetuskan sebuah program yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan baik yang dialami anggotanya maupun masyarakat umum.

"Saya yakin jika program ini diterapkan, adanya paham-paham yang ke kanan atau ke kiri terkikis," kata Taj Yasin Maimoen.

Direktur PIM, KH. Muhammad Abbad Nafi' menyebutkan banyak anggota KMF terutama anggota nonstruktural yang belum paham arah PP KMF. Pihaknya berharap ketua baru melakukan pendataan dan peresmian KMF wilayah baik yang di daerah maupun luar negeri. 

Selain itu juga melaksanakan sosialisasi agar KMF lebih dikenal, terutama tujuan dan arah kerjasamanya. Selain itu juga membuat program riil untuk pengembangan anggota sesuai dengan tujuan awal didirikannya KMF.

"Seperti mensejahterakan anggota, evaluasi setiap program agar bisa terukur dan mendapat hasil yang diharapkan seperti harapan KH M.A. Sahal Mahfudz," ujar KH Muhamamd Abbad Nafi'. 

Sekjen PP KMF, Alfoe Niam Alwi menambahkan Muktamar Ke-3 KMF dihadiri oleh sekitar 20 perwakilan KMF daerah dari seluruh Indonesia. Selain itu juga ada peserta luar negeri yang digelar secara hibrid. Muktamar akan menetapkan Garis Besar Haluan Kerja atau GBHK yang lima tahun ke depan akan dijadikan arah tujuan dan kegiatan organisasi.

"Kegiatan ini sekaligus akan memilih siapa figur yang paling pas dan cocok menjadi ketua umum yang punya kapasitas dan kualitas mumpuni. Pemilihan nanti akan memakai mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 pengasuh KMF daerah, yang selanjutnya tujuh nama kader terbaik KMF akan diajukan ke AHWA untuk dipilih 1 yang terbaik sebagai Ketua Umum PP KMF," pungkas Niam.

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved