Berita Jateng
Sekolah Rakyat di Kota Semarang, Sejak Zaman Jepang, Siswa Warga Biasa Hingga Tionghoa Kaya
Sekolah Rakyat (Volkschool) telah ada sejak era 1942 ketika Jepang menduduki berbagai wilayah di Indonesia.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sekolah Rakyat (Volkschool) telah ada sejak era 1942 ketika Jepang menduduki berbagai wilayah di Indonesia.
Namun dari catatan yang termuat dalam buku Sejarah Nasional Indonesia, Sekolah Rakyat mulai dihilangkan saat orde baru dan diganti dengan SD.
Terlepas sistem pendidikan yang dijalankan buatan penjajah, namun Sekolah Rakyat atau sering dikenal dengan SR, juga berkontribusi besar dalam dunia pendidikan di Kota Semarang.
Saat itu, Sekolah Rakyat setingkat Sekolah Dasar (SD) ini memang menjamur di beberapa wilayah di Kota Semarang.
Keberadaan Sekolah Rakyat juga dicatat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Catatan karya Chiyo Kawamura, dalam buku Pendidikan Sekolah Rakyat di Jawa Pada Masa Pendudukan Jepang dari Perspektif Buku Pelajaran menyebutkan, pendidikan sekolah di Jawa dilaksanakan dengan sistem pendidikan tunggal dan kurikulum baru yang dibuat oleh pemerintah militer Jepang.
Usai proklamasi digaungkan Pada 17 Agustus 1945, sistem pendidikan yang diterapkan pada Sekolah Rakyat diubah.
Sistem pendidikan pasca kemerdekaan itu disesuaikan dengan dasar dan cita-cita bangsa.
Tak hanya sekali sistem pendidikan diubah, pada 1950 dasar-dasar pendidikan dan pengajaran pun kembali direvisi.
Setiap sekolah diminta menanamkan dan mengembangkan sifat-sifat demokratis ke anak didiknya.
Meski sistem pendidikan bergantian, namun Sekolah Rakyat tetap berjalan. Yang menarik, tak sedikit masyarakat patungan untuk membangun Sekolah Rakyat di beberapa daerah.
Baca juga: BUKAN KLENIK! Atasi Bayi Rewel, Coba Bobok Sawan Ramuan Mujarab untuk Usir Roh Jahat
Baca juga: Iptu Umbaran Wibowo Masih Kapolsek, Serahkan Sembako untuk Dua Lansia Tinggal di Hutan Blora
Baca juga: Jati Wetan Kudus Dikepung Banjir, Mukhlis Buat Sampan Untuk Bantu Aktivitas Siswa dan Warga
Kenangan menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat pun masih melekat kuat pada sejumlah warga Kota Semarang.
Aji misalnya, pria kelahiran 1953 itu pernah mengeyam pendidikan di Sekolah Rakyat yang ada di Kota Semarang.
Ia menyebutkan, saat itu Sekolah Rakyat sangat diminati masyarakat. Pasalnya, pasca kemerdekaan banyak masyarakat yang masih buta huruf.
Di SR pelajar diajarkan membaca, berhitung hingga memahami sejarah bangsa.
Rakor di Semarang, Kemendagri Ingin Pastikan Kepala Daerah di Jateng Gerakkan Siskamling |
![]() |
---|
Ramai Isu Pemekaran Provinsi Jateng, Respons Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Arahan Pusat |
![]() |
---|
Masa Angkutan Lebaran, Ini Stasiun dengan Keberangkatan dan Kedatangan Pemudik Terbanyak di Daop 4 |
![]() |
---|
Anggota DPR Edy Wuryanto Kecam Pemotongan THR dan Remunerasi Nakes RSUP di Semarang dan Jogja |
![]() |
---|
Gandeng ISNU Jateng untuk Kolaborasi, Kanwil Kemenag Ingin Perkuat Peran dan Kebermanfaatan CTC |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.