Berita Kudus
Mengenal Nasi Tomplingan, 400 Bungkus Dibagi-bagikan dalam Festival Pager Mangkok di Piji Wetan
400 nasi tomplingan dibagi-bagikan dalam Festival Pager Mangkok di PIji Wetan, Desa Lau, Dawe, Kudus. Apa itu nasi tomplingan? Ini penjelasannya.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
Juga nilai sosial budaya yang bergerak dari desa, oleh desa, dan untuk desa.
Lilik menjelaskan, ada lima unsur masyarakat yang tergabung dalam satgas. Meliputi, pemerintah desa, tokoh masyarakat, budayawan, tokoh perempuan, dan generasi muda.
Menurut dia, kelima unsur tersebut harus terpenuhi, mengingat saat ini berada dalam era serba teknologi, sehingga membutuhkan keberadaan remaja yang cakap dan terampil.
"Dalam mengembangkan potensi budaya bernilai ekonomi, kami memiliki 5 langkah strategis."
"Meliputi, brand, regulasi, penggalian, pengakuan, serta pelestarian dan pengembangan," ujarnya.
Dia menyebut, pelestarian dan pengembangan bisa digali melalui mata pelajaran muatan lokal di sekolah atau ekstrakurikuler, pemutaran film, seminar, hingga workshop atau pelatihan.
Dalam tiga tahun ke depan, lanjutnya, dinas akan mendampingi desa-desa dalam mengembangkan potensi budaya masing-masing.
Pihaknya mendorong agar setiap desa di Kudus memiliki satgas adat istiadat, guna mempermudah dinas dalam menyampaikan langkah-langkah strategis pengembangan ekonomi desa.
"Harapan kami, dengan budaya masyarakat bisa hidup. Tidak ada lagi stereotip bahwa budayawan itu tidak bisa menghasilkan uang," katanya. (rad)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/kirab-nasi-tomplingan-Festival-Pager-Mangkok.jpg)