Berita Jateng
Kisah Disabilitas Semarang Bisa Buka Warung dan Nabung Setelah Jadi Driver Gojek
Driver Gojek disabilitas daksa Semarang, Wahyudi (45) segera menyalakan motor matiknya.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Raka F Pujangga
"Dulu pernah kerja di restoran, kafe, toko mainan dan depot isi ulang air minum. Habis itu di Gojek, kerjanya santai, bila ada waktu luang bisa kerjakan lainnya, enak juga dapat nongkrong sama temen temen," katanya, Sabtu (29/10/2022).
Kenyamanan tersebut, membuatnya kian bekerja keras. Biasanya ia bekerja mulai pukul 06.00 sampai pukul 21.00.
"Saya biasanya ada target 10 trip dalam sehari. Penghasilan bisa sampai Rp 180ribu perhari," tuturnya.
Dari penghasilan tersebut, pria warga Papandayan, Gajahmungkur itu sekarang dapat menabung.
"Sewaktu orderan ramai bisa bawa pulang uang banyak bisa ngasih orang tua juga," ungkapnya.
Disabilitas wicara itu selama bekerja tidak ada kendala tertentu. Ia bisa bekerja normal selayaknya para driver Gojek lainnya.
"Tapi yang agak kurang cara berbicara ku aja, cuma itu. Aku memang tidak pakai simbol, namun komunikasi lewat handphone," paparnya.
Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Semarang, Laili N Linda Fatmawati mengungkapkan, sangat mendukung teman-teman disabilitas yang bekerja sebagai driver ojek online.
Baca juga: Mahasiswa STT Warga Surakarta Ciptakan Motor Listrik Bagi Penyandang Disabilitas
Sebab, sebagai upaya untuk memberdayakan disabilitas dan mengurangi angka pengangguran.
Langkah itu juga menunjukkan dukungan dari aplikator seperti Gojek yang sudah tidak ada diskriminasi terhadap disabilitas.
"Berarti tidak ada keraguan untuk memperkerjakan disabilitas selama mampu dan berdaya," ujarnya kepada Tribunjateng.com.
Ia menuturkan, disabilitas yang bekerja sebagai ojek online terutama disabilitas tuli sebaiknya pakai simbol karena tidak semua masyarakat tahu kondisi tersebut.
"Saya pernah menemukan di Semarang disabilitas tuli pakai slayer menuliskan disabilitas tuli tepuk saya untuk berkomunikasi itu bagus sebagai simbol," katanya.
Untuk disabilitas lainnya seperti disabilitas daksa dapat menggunakan alat tambahan yang dipasang di motornya supaya mempermudah pekerjaan dan meningkatkan keamanan.
"Ketika modifikasi motor juga harus kepada orang benar-benar yang ahli jangan asal-asalan," katanya.
Ia pun berpesan kepada para driver ojol disabilitas untuk selalu percaya diri. Kendati disabilitas tapi jangan kalah dengan yang bertubuh normal. Berikan pelayanan yang sempurna kepada konsumen.
"Harus excellent service, lalu jangan malu untuk bertanya bila tak paham baik soal aplikasi maupun soal kerjaan," bebernya.
Head of Regional Corporate Affairs Gojek Central, West Java & D.I.Y Mulawarman, mengatakan, Gojek membuka peluang besar bagi penyandang disabilitas untuk berdaya.
Baca juga: UMKM Jadi Solusi Hadapi Resesi, PLN Beri Bantuan Agar UMKM Naik Kelas
Jumlah mitra disabilitas Gojek di Kota Semarang saat ini ada 10 orang.
"Gojek memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memberikan peluang kerja dan equal treatment dengan mitra Gojek lainnya," katanya kepada Tribunjateng.com.
Pihaknya mengatakan, tentu saja dalam perekrutannya, mengedepankan aspek keamanan.
Ada beberapa kualifikasi dan concern yang ditentukan untuk mengutamakan faktor keamanan bagi semua pihak, konsumen, lingkungan sekitar, masyarakat dan tentu saja bagi driver itu sendiri.
"Sebagai perusahaan yang mengedepankan inklusivitas tidak hanya untuk memenuhi kuota lima persen untuk memperkerjakan penyandang disabilitas lebih dari itu untuk membuka peluang disabilitas berdaya," jelasnya.
Gojek ramah bagi Disabilitas baik dari segi aplikasi maupun pelayan driver.
Di antaranya berupa fitur chat, voice note dan picture di dalam aplikasi membantu penyandang disabilitas untuk menggunakan pilihan channel berkomunikasi dengan driver ojol.
"Dengan menginvestasikan pada pengembangan fitur dan layanan yang ramah bagi semua orang. Sekaligus menginvestasikan pada sumber daya manusia dalam setiap inovasi yang dilakukan Gojek," paparnya.
Tak hanya disabilitas, Gojek juga membuka peluang bagi para perempuan.
Mulawarman menyebut, Gojek berulang kali mendapatkan apresiasi dari lembaga UN Women atau Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan atas kontribusi Gojek dalam memberikan peluang sama bagi semua gender dan menjunjung tinggi kesetaraan.
"Driver ojol perempuan memiliki peluang yang sama untuk bisa berdaya dan memenuhi kebutuhan diri serta keluarga untuk bisa sejahtera," paparnya. (Iwn)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Driver-Gojek-disabilitas-daksa.jpg)