Berita Jateng

Mahasiswa STT Warga Surakarta Ciptakan Motor Listrik Bagi Penyandang Disabilitas

Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Warga Surakarta ciptakan motor listrik bagi penyandang disabilitas yang kekuatan baterainya empat jam.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Raka F Pujangga
Tribun Jateng/Muhammad Sholekan
Anggota tim pembuat motor listrik untuk disabilitas saat mencoba motor listrik di Kampus STTW belum lama ini. 

TRIBUNMURIA.COM, SOLO - Sebuah inovasi produk berhasil diciptakan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Warga Surakarta.

Adalah motor listrik untuk difabel yang mampu direalisasikan delapan mahasiswa jurusan teknik mesin, masing-masing Baharudin Yogiantoro, Stefano Jaladri, Muh Alif Atthayyah, Fahra Diky Mustain.

Dimas Muhammad Brillian, Willy Awista Pranadi, Riky Romadhoni dan Dewa Rizky Pratama.

Baca juga: Difasilitasi Ganjar, Pengusaha Muda Ini Bisa Raup Omzet Rp 500 Juta Per Bulan

"Awal mulanya kami melihat belum banyak motor listrik dan berguna untuk penyandang disabilitas. Makanya kami punya ide membuat motor listrik yang ramah lingkungan," ungkap salah satu mahasiswa, Willy Wasita Pranadi, belum lama ini.

Dia memaparkan, tahap awal pembuatan motor listrik dengan durasi sekitar sebulan itu dimulai dengan mendesain rangka.

Kemudian menganalisa kebutuhan komponen apa saja hingga semuanya terkumpul.

Untuk komponen utama yang diperlukan adalah motor listrik dan baterei yang disebutnya menjadi komponen penting.

"Setelah semua komponen terkumpul, kita baru membuat rangkaian kelistrikan dilanjutan rangka hingga komponen lain yang diperlukan," paparnya.

"Khusus untuk komponen listrik, ini ada yang namanya controler. Itu juga harus satu seri dengan motor listrik. Kalau nggak cocok ya motor listrik tidak bisa jalan," tambah dia.

Baca juga: Yogi Prastowo, Pemuda Pembuat Motor Listrik Asal Desa Gembong Purbalingga

Sementara untuk cara kerja, Willy menjelaskan jika saat handel gas diputar, maka sinyal akan terkirim ke kontroler yang menerjemahkan sinyal tersebut.

Lalu sinyal diteruskan ke motor listrik yang bisa disesuaikan dengan putaran gas.

"Motor listrik ini kan matic, jadi bisa ke depan, belakang dan netral. Untuk pemakaian bisa mencapai 3 sampai 4 jam. Sementara pengecesan baterai 4 jam untuk fast charger dan 8 jam untuk charger biasa," jelasnya.

"Tapi yang lebih penting lagi, di jok belakang motor sengaja kita buat space agar pengendara motor ini bisa sambil berjualan," paparnya.

Lalu berapa total biaya yang diperlukan untuk pembuatan motor listrik itu? Welly menyebut angka produksi pada kisaran Rp 15 juta.

"Rinciannya baterei sekitar Rp 6,5 juta, motor listrik dan dan gardan Rp 6,8 juta, serta kelengkapan lain sekitar Rp 3 juta," kata dia.

Baca juga: Penampakan Melon Golden Apollo di Semarang, Bikin Mbak Ita Semringah Waktu Mencicipi

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved