Berita Jateng

Cerita Lengkap Korban Penganiayaan Oknum TNI Yonif 411/Raider Salatiga: Dijemput Dibawa ke Markas

Cerita Lengkap Korban Penganiayaan Oknum TNI Yonif 411/Raider Salatiga: Didatangi Kelompok Berseragam Loreng saat Bekerja

Istimewa
Juru bicara tim kuasa hukum, Totok Cahyo Nugroho (dua dari kiri), bersama tiga korban luka dugaan pengeroyokan oleh oknum anggota TNI Yonif 411/Raider Salatiga, saat berada di kediaman almarhum Argo Wahyu Pamungkas (AWP), rekan mereka yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. 

"Kami juga bermaksud meluruskan beberapa kabar yang sebelumnya beredar yang menyebut bahwa akibat senggolan kendaraan, pengendara sepeda motor beserta yang dibonceng terjatuh."

"Jadi mereka tidak terjatuh, hanya setelah bersenggolan di bagian kaca spion masing-masing, sempat terjadi adu mulut," terangnya.

Kelima korban dikenal baik di tempat kerja

Pemilik Percetakan Surya Temanggung, tempat kelimanya bekerja selama ini, Erni Susanti (47), pun menampik bila kelima pekerjanya dikatakan preman .

Ia menceritakan, pada Kamis (1/9/2022) lalu, kelimanya mendapat tugas untuk perbaikan papan nama di Baleomall Kota Salatiga.

Mereka berangkat pada pukul 9.00 WIB dengan mengendarai pick up dan sampai di lokasi tujuan sekitar pukul 11.00 wib.

“Sekitar pukul 13.00 WIB salah satu dari mereka memberikan kabar kalau ada bagian adaptor yang rusak dan harus diganti."

"Ya sudah saya suruh mereka cari adaptor untuk perbaikan sekaligus agar mereka cari makan siang. Habis itu sudah tidak saling berkabar lagi,” jelasnya.

Erni mengungkapkan, peristiwa tersebut cukup membuatnya terguncang.

Hal ini dikarenakan kelimanya sudah cukup lama bekerja di perusahaan yang ia pimpin, selama lebih dari lima tahun.

Kata Erni, sejauh ini kelimanya dianggap tidak pernah memiliki perangai menyimpang alias neko-neko.

Bahkan, ia mengaku cukup keberatan apabila mereka dicap dan dilabeli 'preman' dalam konteks kejadian tersebut.

“Mereka hanya pekerja yang menjalankan tugas sesuai arahan perusahaan. Rutinitasnya juga saya tahu persis, kerja mulai pagi sampai sore."

"Kalau jam istirahat yang kita menjalankan salat berjamaah bersama-sama juga."

"Jadi, kalau disebut preman sepertinya kok berlebihan meski satu di antaranya, yakni almarhum Argo secara fisik memang bertato."

Halaman
1234
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved