Berita Semarang
Pulau Nusakambangan Digadang-gadang Bisa Jadi Benteng Alam Tsunami, Ini Penjelasan BMKG Banjarnegara
Berada di pesisir pantai selatan membuat wilayah Cilacap rawan akan bencana gempa bumi dan tsunami.
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, CILACAP - Berada di pesisir pantai selatan membuat wilayah Cilacap rawan akan bencana gempa bumi dan tsunami.
Adanya ancaman bencana tsunami itu tak lain karena di selatan jawa terdapat zona subduksi.
Diketahui zona subduksi tersebut merupakan pusat megathrust yang menyimpan energi dan bisa memicu gempa bumi dengan magnitudo maksimal 8,7 SR.
BMKG menyebut jika dengan gempa bumi berkekuatan 8,7 SR diperkirakan berpotensi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di sekitar Cilacap.
Seperti yang diketahui bahwa di pesisir laut Cilacap bagian barat terdapat satu pulau yang menutupi sebagian wilayah Cilacap, yaitu Pulau Nusakambangan.
Baca juga: Mati Lemas, Pencuri HP di RSUP Dr Kariadi Semarang Alami Pendarahan Otak setelah Dihajar 11 Satpam
Baca juga: Miliki Manajemen Pelayanan Terbaik di Dunia, Blora Belajar ke RSUD dr Iskak Tulungagung
Baca juga: Jumadi Warga Sragen Tega Cabuli Anak Tiri, Begitu Hamil, Pura-pura Melapor ke Polisi
Berbicara mengenai posisi Pulau Nusakambangan yang berada di depan wilayah Cilacap, digadang-gadang pulau ini dapat dijadikan sebagai benteng alam bagi wilayah Cilacap ketika tsunami menerjang.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BMKG Geofisika Banjarnegara Setyoadjie Prayodhie membeberkan bahwa keberadaan Pulau Nusakambangan bisa saja dijadikan benteng alam tsunami di Cilacap.
Namun menurutnya hal itu tergantung pada posisi atau titik sumber gempa.
"Tergantung sumber kegempaannya dimana, misalnya sumber gempa ada di barat atau di barat daya Cilacap, mungkin saja jika Pulau Nusakambangan bisa bermanfaat, bisa sebagai pelindung alamiah," jelas Setyoadjie kepada TribunMuria.com, Jumat (29/7/2022).
Setyoadjie menyebutkan apabila sumber gempa tegak lurus dibawah Kota Cilacap, atau zona subduksi berada di bawah, maka tsunami akan tetap sampai.
Dan menurutnya, ketika diposisi itu, keberadaan Pulau Nusakambangan tidak berpengaruh sebagai benteng alam penangkal tsunami.
Terlebih apabila sumber gempa berada di timur wilayah Cilacap, maka secara otomatis wilayah Cilacap akan langsung diterjang tsunami.
"Jika sumber gempa di sebelah timur (Cilacap) otomatis langsung tsunami, dan keberadaan Pulau Nusakambangan tentu tidak berpengaruh sebagai penutup wilayah Cilacap. Jadi berpengaruh atau tidak itu tergantung sumber kegempaannya ada di sebelah mana," kata Setyoadjie.
Mengenai waktu kapan terjadinya gempa megathrust yang berimbas pada ancaman tsunami tidak dapat diprediksi.
Bahkan BMKG juga tidak mengetahui kapan terjadinya gempa megathrust itu.
Namun BMKG berupaya untuk memberikan upaya mitigasi bencana terhadap masyarakat.
Baca juga: Ihwal Verifikasi Faktual Parpol Calon Peserta Pemilu 2024, KPU Kudus: Masih Menunggu Teknisnya
Baca juga: Percobaan Penculikan Siswa SD di Kota Salatiga, Dibonceng Orang tak Dikenal, Ini Penjelasan Kapolres
Hal tersebut bertujuan agar ketika gempa megathrust tersebut benar terjadi, masyarakat sudah mengetahui bagaimana upaya penyelamatannya.
Terlebih wilayah Cilacap merupakan wilayah yang paling besar risikonya dibanding wilayah lain di pesisir selatan.
Karena di wilayah ini banyak terdapat Objek Vital Nasional yang berdampak besar dalam perekonomian.(*)