Berita Semarang

Mampetnya Kanal Informasi Berujung Pungli, Belajar dari Karut Marut Pemakaman Covid-19 di Semarang

Informasi 'Setengah Hati' Berujung Pungli Belasan Juta Rupiah, Belajar dari Karut Marut Pemakaman Covid-19

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
Ilustrasi proses pemakaman Covid-19 di TPU Jatisari, Mijen, Kota Semarang, Rabu (23/6/2021). 

Rekaman video kedua tampak para petugas mengangkat peti jenazah Covid-19 ke mobil ambulance.

"Video itu yang merekam suami saya. Itu satu-satunya bukti siapa saja yang melakukan pemulasaraan jenazah almarhumah ibu kami," terangnya.

Ia menuturkan, pungli itu membuatnya kecewa. Sebab, di tengah musibah, ternyata masih ada orang yang tega berbuat seperti itu.

"Kami juga syok, bayarnya mahal segitu. Ekonomi kami lagi susah tapi mendapatkan perlakuan seperti itu," ungkapnya.

Ia menilai, melihat kasus yang dialaminya berarti pemulasaraan jenazah Covid-19 sengaja dibisniskan untuk meraup keuntungan pribadi yang dilakukan oleh para kelompok tidak bertanggung jawab.

"Kami orang awam merasa diperas dan dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang hanya mencari keuntungan pribadi tak peduli orang yang sedang susah," ucapnya.

Ia menilai, pemerintah tampaknya tak mau tahu dengan kondisi tersebut.

Kala itu, pemerintah juga tidak melakukan pemberitahuan kepada masyarakat terkait bagaimana menghadapi anggota keluarga ketika meninggal dunia dalam keadaan positif Covid-19 terutama saat isolasi mandiri (isoman).

Di  samping itu, ia pun tak tahu bahwa ada petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 secara gratis.

"Tidak ada sosialisasi soal itu. Saya mendengarnya hanya saat ada yang meninggal kena Covid-19 disuruh ke rumah sakit, tapi setelah itu malah disuruh bayar," bebernya.

Ia mengatakan, persoalan itu juga tidak ada tindak lanjut apapun dari pemerintah.

"Ya kami hanya bisa pasrah. Pemerintah juga tak mau tahu," katanya.

Ia menilai, upaya pemerintah dalam penanggulan Covid-19 hanya sebatas langkah pencegahan. Artinya, langkah yang dilakukan pemerintah tidak menyeluruh.

Buktinya, pemerintah abai dan tidak membuat sistem yang baik terkait pemulasaraan jenazah Covid-19 sehingga tak heran ada celah hingga terjadilah pungli tersebut.

"Pemerintah hanya gencar  menyuruh pakai masker, jaga jarak, cuci tangan. Kalau sudah kena dan mati karena Covid-19 mengurusnya gimana kami tidak pernah dapat sosialisasi," tegasnya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved