Konflik Wadas

Relakan Lahannya Ditambang, Man Tak Berpikir Tambang Andesit Matikan Sumber Air Warga Wadas

Relakan Lahannya Ditambang, Man Tak Berpikir Tambang Andesit Matikan Sumber Air Warga Wadas

Penulis: Khoirul Muzaki | Editor: Yayan Isro Roziki
Dok Humas Polda Jateng
Area pembangunan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, PURWOREJO - Seorang warga Wadas merelakan lahannya ditambang 

Rencana penambangan batu bukit di Desa Wadas, untuk pembangunan Waduk Bener, Purworejo, menuai pro kontra.

Hingga viral video yang menggambarkan kericuhan di Desa Wadas karena masalah rencana proyek penambangan batu andesit di wilayah tersebut.

Baca juga: Pengerahan Personel Polisi di Wadas Diduga Maladministrasi, Ombudsman Jateng akan Lakukan Ini

Baca juga: Redam Konflik Wadas, Ganjar akan Temui Warga Kontra Tambang Batu Andesit, Hadirkan Para Ahli

Baca juga: 5 Permintaan Komnas HAM terkait Konfilk Wadas Purworejo, Nomor 3 Sudah Dipenuhi

Baca juga: PBNU Advokasi Konflik Wadas, Gus Fahrur: Hak Rakyat atas Tanah Wajib Dihormati

Di luar warga yang kontra, ternyata banyak warga yang pro terhadap rencana proyek pemerintah tersebut.

Mereka adalah pemilik lahan yang menjadi target pembebasan proyek nasional itu.

Man, begitu ia disapa, ia enggan menyebut nama lengkapnya.

Maklum, isu tentang proyek bendungan sangat sensitif bagi warga saat ini.

Mereka bisa saling bermusuhan satu sama lain karena beda pandangan.

Man memiliki tanah seluas sekitar 1800 m2 yang akan dibebaskan.

Ia lega karena tanahnya sudah diukur petugas BPN.

Ia tinggal menunggu kesepakatan harga untuk pembebasan lahannya dengan pihak terkait.

Setelah itu, tentu saja, uangnya bisa dicairkan untuk dibelanjakan sesuai kebutuhan.

"Punya saya sudah diukur. Di kampung sini, ada sembilan petani yang lahannya diukur," kata dia.

Man yakin melepas lahannya bukan tanpa alasan.

Ia sudah menerima sosialisasi rencana proyek itu sejak lama, sekitar 2015 lalu.

Dalam sosialisasi itu, pemerintah meyakinkan, proyek pengambilan batu gunung untuk bendungan justru akan memberi manfaat bagi warga.

Ia juga menerima informasi, proyek itu sudah melalui kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Ini yang membuatnya semakin yakin, proyek itu tak akan berdampak buruk ke depannya.

Lebih dari itu, warga juga diiming-imingi, proyek itu akan membawa kemajuan bagi desa.

Misalnya, bekas lahan yang ditambang bisa dikembangkan menjadi objek wisata.

Man tak berpikir, penambangan bukit akan mematikan sumber mata air warga.

Bukit yang akan ditambang, menurut dia, jauh dari pemukiman warga.

Jika pun ada mata air di tempat itu, sejauh ini, warga di kampung tak memanfaatkannya.

"Di sini, sumber mata air cukup," katanya.

Ia pun tak khawatir, mata pencahariannya akan hilang ketika lahan pertaniannya dijual.

Man mengaku memiliki lahan pertanian di tempat lain yang masih bisa digunakan untuk bercocok tanam.

Dengan begitu, ia masih bisa bertani meski satu lahannya hilang.

Ia pun berharap, pembangunan bendungan akan membuka lapangan kerja yang luas bagi penduduk sekitar.

"Ya, harapannya begitu, bisa berdampak pada kemajuan desa," katanya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved