Revisi UU TNI

Wartawan Dibungkam? Jurnalis Kompas.com Digeledah Paksa Aparat saat Liput Demo Tolak UU TNI

Aksi kekerasan terhadap wartawan terjadi saat demo tolak UU TNI di DPR. Wartawan Kompas.com ditarik dan digeledah paksa oleh aparat berpakaian sipil.

Kukuh Kurniawan/Surya.co.id
TOLAK UU TNI - Aksi demo tolak UU TNI yang dilakukan massa 'Arek-Arek Malang Turun ke Jalan' di depan Gedung DPRD Kota Malang, Minggu (23/3/2025) malam. Aksi kekerasan dan intimidasi terhadap wartawan terjadi saat meliput demonstrasi tolak UU TNI di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (27/3/2025). 

TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Aksi kekerasan dan upaya pembungkaman terhadap wartawan terjadi saat demonstrasi tolak UU TNI, di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Kamis (27/3/2025).

Jurnalis Kompas.com, Rega Almutada (23), menjadi korban intimidasi saat melakukan peliputan aksi demonstrasi tersebut.

Rega mengaku ditarik secara tiba-tiba oleh dua orang berpakaian sipil yang diduga merupakan aparat.

Baca juga: BREAKING NEWS: Aksi Tolak UU TNI di Malang Ricuh, Massa Lempar Molotov dan Bakar Gedung DPRD

Baca juga: Oknum Prajurit TNI Bunuh Wartawan di Kalsel, KSAL Janji Hukum Berat hingga Tuntutan Keluarga Korban

Baca juga: Gerebek Judi, Kapolsek & 2 Polisi Tewas Ditembak Diduga Oknum Tentara saat Revisi UU TNI Disorot

Dua aparat berpakaian sipil memeriksa isi ponselnya secara paksa tanpa alasan yang jelas.

Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 18.35 WIB, ketika aparat kepolisian tengah menyisir dan membubarkan massa menggunakan mobil water cannon

"Tiba-tiba saya ditarik dari belakang, di pundak dan baju saya, cukup kencang."

"Saya kaget karena posisi saya sedang merekam dan tidak menyangka akan ditarik seperti itu," ujar Rega, Jumat (28/3/2025).

Setelah ditarik, kedua orang tersebut meminta Rega untuk menunjukkan isi ponselnya.

Meskipun Rega telah menunjukkan kartu pers dari Kompas.com, mereka tetap memeriksa isi galeri dan grup WhatsApp di ponselnya.

"Saya punya dua ponsel, satu untuk kerja dan satu pribadi. Dua-duanya dicek."

"Bahkan grup WhatsApp kantor saya di-scroll, termasuk grup keluarga dan teman-teman," kata Rega.

Rega menambahkan, aparat yang memeriksanya tidak mengenakan seragam dan tidak memperkenalkan diri sebagai polisi.

Awalnya, ia mengira mereka adalah peserta aksi atau wartawan lain.

"Saya baru sadar mereka aparat karena postur tubuhnya, dan mereka begitu saja menarik saya."

"Mereka tidak membawa senjata, tapi cara mereka mendekati saya cukup membuat saya terkejut," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved