Berita Regional
100 Hari Wafatnya KH M Imam Aziz: Launching Buku dan Refleksi Gagasan Sang Intelektual Rakyat
Pesantren Bumi Cendekia menggelar peringatan 100 hari wafatnya KH Imam Aziz (Mbah Dukuh) dengan lanching buku dan sejumlah kegiatan lainnya.
TRIBUNMURIA.COM, JOGJA — Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Cendekia, LKiS, Jaringan Gusdurian, dan sejumlah lembaga lain, menggelar peringatan 100 hari wafatnya KH M Imam Aziz, atau yang akrab disapa Mbah Dukuh.
Rangkaian peringatan 100 hari wafatnya Mas Imam -sapaan akran lain KH Imam Aziz- digelar pada 16-17 Oktober 2025, dipusatkan di Pesantren Bumi Cendekia, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Panitia acara, Rumakso Setyadi, mengatakan Mas Imam adalah sosok guru, sahabat, sekaligus pemikir dan penggerak sosial.
Baca juga: Berusia Lebih dari Seabad, Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati Konsisten Lahirkan Tokoh NU Berkaliber
Baca juga: Napak Tilas Jejak Tokoh Sufi dan Penyebar Islam Mbah Mutamakkin, di Museum Kajen Pati
"Dalam rangkaian acara ini, ada peluncuran dua buku, yang merekam jejak intelektual serta perjalanan hidup Mas Imam," kata sahabat Mas Imam, yang akrab disapa Yoyok atau Markijok ini, Rabu (15/10/2025).
Disampaikan, peluncuran dua buku itu digelar pada Jumat (17/10/2025) di aula Pesantren Bumi Cendekia, pada pukul 13.30 Waktu Indonesia Barat (WIB) atau bakda salat Jumat.
Dua buku tersebut masing-masing berjudul 'Jejak Kyai Rakjat' dan 'Sik Apik Dienggo Sik Elek Diguwang'.
Buku pertama berisi kumpulan obituari dari para sahabat dan murid Mas Imam. Sementara buku kedua adalah kumpulan tulisan KH Imam Aziz sejak masa mudanya hingga karya terakhir.
"Buku tersebut disunting oleh Munsyi Hairus Salim dan dilengkapi catatan reflektif dari Mbak Rindang, istri sekaligus pendamping hidup almarhum," sambung Markijok.
Koordinator panitia, Zuhdi Abdurrohman, mengatakan kegiatan ini juga akan diawali dengan peresmian Masjid Imam Aziz.
"Kegiatan ini bukan hanya ajang mengenang sosok KH Imam Aziz, tetapi juga menjadi momentum untuk melanjutkan gagasan dan cita-cita yang pernah beliau perjuangkan," ujar Zuhdi.
Menurut para sahabat, sambung dia, Mbah Dukuh meninggalkan banyak pemikiran progresif yang tetap relevan hingga kini —mulai dari perannya dalam LKiS hingga gagasannya melalui Syarikat Indonesia.
“Melalui buku-buku dan ide-ide yang melampaui zamannya, Mas Imam telah menanamkan semangat berpikir kritis dan bergerak bersama rakyat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan undangan secara terbuka bagi seluruh sahabat, murid, maupun siapa pun yang mengenal Mas Imam —baik secara pribadi maupun melalui karya dan pemikirannya— untuk hadir dalam acara ini.
Peserta yang berminat diharapkan mengisi formulir konfirmasi kehadiran melalui tautan google form yang telah disediakan, sekaligus untuk pendataan jumlah buku yang akan disiapkan panitia.
“Semoga acara ini menjadi ruang riung untuk mengenang, belajar, dan meneruskan semangat Mas Imam dalam mewujudkan gagasan kemanusiaan dan keislaman yang membumi,” ucapnya.
Bagi yang berminat hadir secara langsung, dipersilakan mengisi daftar kehadiran melalui: https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfDxohYKaq4AixOGtbAvNUxejWCYNuoB0xJ-NaPixqJraE-ew/viewform. (*)
| Mubes Nahdliyin Nusantara: Selamatkan Jamiyyah dari Krisis Kepemimpinan |
|
|---|
| 100 Hari Wafatnya Imam Aziz: Mengenang Kiai Rakjat Melalui Dua Buku |
|
|---|
| Bocah 5 Tahun Selamat dari Timbunan Longsor Berkat Baskom Tutupi Kepala |
|
|---|
| Kolaborasi YLPKGI dan Muhammadiyah Resmikan SPPG, Arsjad Rasjid: Penggerak Ekonomi Lokal |
|
|---|
| Buku ‘Catatan dari Wadas’, Merekam Catatan Konflik Agraria Pembangunan Bendungan Bener Purworejo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Launching-dua-buku-dalam-rangkaian-peringatan-100-hari-wafatnya-KH-Imam-Aziz.jpg)