Berita Kudus

Universitas Muria Kudus UMK Kali Pertama Kukuhkan Guru Besar, Nobatkan Dua Sosok Profesor Ini

Kali pertama kukuhkan guru besar, Universitas Muria Kudus (UMK) nobatkan dua orang profesor: Prof Hilal Madjdi dan Prof Sri Utaminingsih.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rifqi Gozali
Sidang senat terbuka pengukuhan guru besar di auditorium UMK, Senin (16/12/2024). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS Universitas Muria Kudus (UMK) pertama kalinya mengukuhkan guru besar.

Pengukuhan dalam sidang senat terbuka di auditorium UMK, Senin (16/12/2024), ini menobatkan dua guru besar sekaligus.

Pertama, Prof. Dr. Sri Utaminingsih S.Pd., M.Pd. sebagai guru besar bidang manajemen kepemimpinan pembelajaran inovatif.

Lalu, Prof. Dr. Drs. Hilal Madjdi M.Pd, guru besar bidang pembelajaran Bahasa Inggris.

Dalam pengukuhan tersebut Prof Sri Utaminingsih membawakan orasi ilmiah berjudul Model Kepemimpinan Pembelajaran Student-Oriented Sebagai Pilar dalam Transformasi Pendidikan.

Menurut Sri Utaminingsih, kepemimpinan pembelajaran berbasis student-oriented learning mengacu pada konsep Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendekatan pendidikan yang memahami, menghargai keunikan dan potensi setiap peserta didik.

“Dalam konsep ini, kepemimpinan sekolah diharapkan menjadi fasilitator yang memahami kebutuhan, minat, dan bakat masing-masing peserta didik dan memberikan ruang bagi kreativitas serta pertumbuhan pribadinya,” kata Sri Utaminingsih.

Selain itu, lanjutnya dalam orasi ilmiah, lingkungan sekolah harus aman dan tertib sehingga baik guru maupun murid merasa aman dan terlindung dari segala macam bahaya fisik maupun psikis.

Terwujudnya lingkungan ini, pemimpin sekolah harus secara rutin berinteraksi dan membangun komunikasi terbuka dengan guru, tenaga kependidikan, dan murid.

Aspirasi murid terkait dengan lingkungan belajar untuk menciptakan pembelajaran bermutu harus didengar kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.

Sementara itu Prof Hilal dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Diskursus Pembelajaran Bahasa untuk Membangun Peradaban Manusia mengatakan, bahwa tugas guru dalam pembelajaran bahasa tidaklah sekadar mengajar atau melatih siswa atau mahasiswa untuk sekadar bertukar kata atau menulis kalimat atau paragraf.

Pembelajaran bahasa tentu harus berbasis pada suatu analisis yang mendalam tentang bagaimana bahasa dibentuk, serta bagaimana bahasa dapat digunakan sebagai sarana untuk membangun, mempertahankan atau bahkan meruntuhkan peradaban manusia yang meliputi pranata sosial, moral atau value, kekuasaan dan bahkan ideologi.

“Pembelajaran bahasa yang benar, yang melandaskan tujuan pembelajaran, penyusunan kurikulum, silabus, pengembangan materi pembelajaran serta strategi dan metodologi pembelajarannya pada kajian Critical Discourse Analysis.

"Hal ini akan menumbuhkan kompetensi siswa atau mahasiswa untuk memahami dinamika peradaban manusia yang tersembunyi di balik penggunaan bahasa sehari-hari, sehingga mereka bisa bertutur kata dan menulis dengan kaidah kebahasaan yang berterima dengan diksi yang tidak sekedar menyampaikan apa yang ingin disampaikan,” kata Prof Hilal.

Dalam pengukuhan tersebut dihadiri oleh seluruh civitas academica UMK, ratusan tamu undangan baik tokoh masyarakat, pemangku kebijakan, maupun pelaku usaha.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved