Berita Semarang
BREAKING NEWS: Diguyur Hujan Lebat, Sebagian Wilayah Semarang Dikepung Banjir
Sebagian wilayah Kota Semarang dikepung banjir setelah diguyur hujan deras pada Rabu (11/12/2024) sore.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kota Semarang diguyur hujan lebat pada Rabu (11/12/2024) sore.
Hujan lebat mengakibatkan bencana banjir maupun tanah longsor di beberapa wilayah.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Martanto mengatakan, hujan terjadi hampir menyeluruh di ibu kota Jawa Tengah. Bahkan, di beberapa wilayah hujan disertai angin.
Baca juga: Bencana Hidrometeorologi Intai Jateng, BMKG: Musim Penghujan Berlangsung Hingga Februari 2025
Baca juga: Pembangunan Kolam Retensi dengan 5 Pompa di Jati Wetan, Solusi Atasi Banjir di Kudus?
Beberapa wilayah pun mengalami pemadaman listrik akibat hujan lebat.
Beberapa wilayah terdampak banjir, diantaranya Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang. Air pun hingga memasuki rumah warga.
"Di dinar, air mulai masuk," paparnya, saat dihubungi Tribun Jateng, Rabu malam.
Tak hanya permukiman, kata Endro, banjir juga menggenang akses jalan, yakni di wilayah Sompok, Peterongan.
Selain banjir, Endro menyebut, hujan lebat juga mengakibatkan tanah longsor. Bencana tanah longsor terjadi di depan kantor Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari
Hingga saat ini, BPBD masih melakukan inventarisasi wilayah mana saja yang terendam banjir maupun terkena bencana lainnya.
"Baru kami inventarisir. Tunggu dulu," ucapnya.
Informasi yang dihimpun Tribunmuria.com, beberapa wilayah banjir antara lain di RW 29, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang. Air menggenang ke wilayah RT 1, 2, 3, dan 4 terdampak. Ketinggian mencapai lutut orang dewasa.
Kemudian, Perumahan Dahlia, RW 9, Kelurahan Meteseh, kondisi air masuk rumah kurang lebih satu meter.
Evakuasi warga sudah terselesiakan. Saat ini, warga menunggu air surut serta bantuan dan penanganan dari instansi terkait.
Bencana hidrometeorologi intai Jateng
Terpisah, intensitas hujan di wilayah Jateng di penghujung tahun terus meningkatkan.
BMKG juga memprediksi intensitas hujan di beberapa daerah berstatus ekstrem.
BMKG juga memprediksi beberapa daerah dilanda cuaca ekstrem pada 9-11 Desember.
Setidaknya ada 22 wilayah di Jateng yang diprediksi dilanda cuaca ekstrem pada 11 Desember.
Beberapa daerah tersebut yaitu Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung.
Selain itu Kabupaten dan Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan.
Kemudian Kabupaten Semarang, Salatiga, Kendal, Batang , Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, dan sekitarnya.
Cuaca ekstrem tersebut disebabkan oleh Madden Julian Oscillation (MJO) yaitu fenomena sirkulasi atmosfer skala besar yang terjadi di wilayah ekuator pada fase lima.
MJO berkontribusi pada aktivitas pembentukan awan konvektif di beberapa wilayah di Jateng.
Kondisi tersebut akan berlanjut hingga Februari tahun 2025 mendatang.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat selalu waspada di tengah musim penghujan.
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Emas Semarang, Ganis Erutjahjo juga meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana saat musim penghujan.
Seperti di wilayah pesisir Pantura Jateng yang berpotensi terjadi banjir rob di musim penghujan.
"Kami mengimbau masyarakat selalu mengupdate cuaca dari BMKG, dan mengutamakan keselamatan," paparnya, Rabu (11/12/2024).
Adapun data dari BPBD Provinsi Jateng total bencana yang terjadi di Jateng dari awal 2024 hingga Desember 2024 mencapai 478 kejadian.
Dari total kejadian bencana 7.4876 orang mengungsi, 2.518 rumah mengalami kerusakan dan 33 orang meninggal dunia.
Berdasarkan data tersebut, bencana yang disebabkan cuaca ekstrem mendominasi yang mencapai sekitar 170 kejadian.
Kemudian disusul dengan bencana banjir yang mencapai hampir 100 kejadian.
Melihat kondisi tersebut, BPBD Provinsi Jateng juga bersiap menghadapi potensi bencana yang terjadi di musim penghujan.
Mitigasi, pemetaan wilayah hingga persiapan sarana dan prasarana juga dilakukan oleh BPBD Provinsi Jateng.
Berbagai upaya yang dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana, mengingat prediksi BMKG musim penghujan akan berlangsung selama enam bulan dari September 2024 dan puncaknya pada Februari 2025.
Bahkan dari pemetaan yang dilakukan BPBD, sekitar 14.332 hektar daerah di Jateng rawan bencana banjir status tinggi.
Sementara 1.020.772 hektare daerah di Jateng rawan longsor berstatus tinggi.
Dijelaskan Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, berbagai langkah telah dilakukan guna memitigasi potensi bencana.
Seperti kebijakan lewat penerbitan surat keputusan, koordinasi hingga pendataan kesiapan sarana prasarana.
"Peningkatan kesadaran masyarakat, aktivasi posko siaga bencana, pelatihan tim reaksi cepat, dan lainnya juga telah digelar," terangnya.
Terpisah Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana menuturkan, mitigasi potensi bencana alam harus terus dilakukan.
Selain itu ia juga menyoroti abrasi dan penurunan muka tanah di wilayah Pantura Jateng.
"Untuk itu koordinasi antara BPBD dan dinas terkait termasuk Kementerian lembaga wajib terjalin secara baik," imbuhnya. (eyf)
Grand Opening Klamby di Semarang, Dimeriahkan Psikolog Analisa Widyaningrum |
![]() |
---|
Polda Jateng Digugat Advokat, Ahli Ungkap Fakta dalam Sidang |
![]() |
---|
DPRD Jateng Temui Massa Aksi Aliansi Mahasiswa Semarang Raya, Asrar Janji Sampaikan Aspirasi |
![]() |
---|
Pegadaian Kanwil XI Semarang Gelar Khitan Massal, 200 Anak Dikhitan Gratis dengan Metode Modern |
![]() |
---|
Ontosoroh Modern dalam Monolog ‘Paramita’ Teater HAE Semarang, Peringati Seabad Pramoedya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.