Polisi Tembak Mati Paskibra Semarang

Bareskrim Polri Turun Tangan Asistensi Kasus Polisi Tembak Mati Pelajar SMK di Semarang

Bareskrim Polri turun tangan asistensi penanganan kasus polisi tembak mati pelajar SMK 4 Semarang, agar penyidikan berjalan sesuai koridor-transparan.

tribunnews
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, menyatakan Bareskrim Polri turun tangan asistensi penanganan kasus polisi tembak mati pelajar SMK 4 Semarang, agar penyidikan berjalan sesuai koridor dan transparan. 

Namun, dia melakukan konfirmasi hal itu ke Kodim tersebut ternyata tidak ada personel yang diterjunkan untuk mengawasi kasus ini.

"Menurut saya korban ini (diduga) sudah di intervensi dari aparat (kepolisian)," bebernya.

Saksi kunci lainnya yakni AD, lanjut dia, sudah berusaha mati-matian menghubungi AD di antaranya melalui teman-teman AD tetapi semua memilih bungkam. 

"Teman-teman AD juga tidak boleh memberikan informasi ke mana-mana atau ke orang lain berarti kan sudah ada intervensi lagi," terangnya.

Sebelumnya, Tribunmuria.com mendatangi rumah dua korban selamat masing-masing AD  (17) dan SA (16).

SA tinggal di Jrakah, Kecamatan Tugu bersama kedua orangtuanya. Keluarga SA enggan menemui. Alasan keluarga, SA masih trauma berat soal kasus ini.

"SA ini jarang keluar malam. Makanya kami kaget dengan adanya kasus ini," kata ketua RT 4 RW 2 kelurahan Tugu, Aris Widarto.

Tribun kemudian mendatangi rumah AD di wilayah Jalan Karonsih Timur Raya, Ngaliyan.

Tribunmuria.com sempat bertemu AD dalam proses pra rekontruksi, Selasa (26/11/2024) pagi.

Siang harinya, AD ternyata belum di rumah. Dia masih di kantor polisi

Ketika menyambangi rumah AD, nenek korban menolak diwawancarai. Para tetangga menyebut, AD tinggal di Semarang bersama neneknya. Sedangkan orangtuanya di Magelang. 

"AD ini anak baik. Jadi kami kaget adanya kejadian ini," tutur Ketua RT 6 RW 5 Ngaliyan, M Wakimin.

Tertutupnya para keluarga korban membuat sejumlah pihak kesulitan untuk memberikan bantuan hukum.

"Kami mau membantu tapi para keluarga korban belum membuka diri," kata Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat (LBH Petir) Jawa Tengah Zainal Abidin.

Dia mengaku, kasus ini seperti ditutup-tutupi.

"Saya punya penilaian seperti itu (terkesan menutupi) padahal saya hanya mau melakukan pendampingan dan investigasi supaya kasus ini terang," ujarnya.

Pernyataan Zainal dibantah Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto.

"Kami  transparan, (buktinya) pra rekontruksi kami membawa media meliput. Sama Komnas HAM juga terbuka," klaimnya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bareskrim Asistensi Kasus Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved