Berita Blora
Semester I 2024 Ada 6 Kasus, Mengapa Tren Kematian Ibu Melahirkan di Blora Meningkat Tiap Tahun?
Tren kematian ibu melahirkan di Blora meningkat tiap tahun. Dinkes Blora mencatat, semester I 2024 (Januari-Juni) sudah terdapat 6 kasus kematian ibu.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BLORA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora mencatat tren kematian ibu melahirkan di Blora naik setiap tahun.
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinkes Blora, Eny Kurniati, menyampaikan pada 2022 angka kematian ibu ada 10 kasus.
Kemudian terjadi kenaikan pada 2023, kematian ibu ada 13 kasus.
Baca juga: Mengapa Tren Kasus Angka Kematian Bayi di Blora Meningkat Tahun? Dinkes Ungkap Hal Ini
"Sedangkan di 2024, sampai Juni sudah ada 6 kasus kematian ibu," katanya, kepada Tribunjateng, Rabu (31/7/2024).
Menurut Eny, penyebab kematian ibu di Blora beragam. Di antaranya, ada yang disebabkan preeklamsia berat atau komplikasi kehamilan.
"Preeklamsia berat itu bisa disebabkan karena riwayat hipertensi dari ibu hamil," ujarnya.
Selain itu, kematian ibu juga ada yang disebabkan karena adanya penyakit penyerta, misal penyakit jantung, HIV AIDS, gagal ginjal, emboli paru.
Eny menyampaikan kematian ibu, belum tentu bayinya ikut meninggal.
"Tergantung kematiannya terjadi di masa apa, apakah ibunya meninggal pada saat hamil, atau saat bersalin, atau saat nifas,"
"Kalau ibunya meninggal pada saat hamil, pasti bayinya juga ikut meninggal,"
"Ada juga ibunya yang meninggal di masa nifas, tetapi bayinya selamat, itu ada," jelasnya.
Dinkes Blora terus berupaya untuk menekan angka kematian ibu di Blora. Salah satunya dengan melakukan screening kelayakan hamil si ibu.
"Kita selalu adakan screening layak hamilnya, salah satunya kami minta masyarakat untuk tidak banyak anak, lalu jumlah kehamilan paling banyak disarankan 3 anak, jaraknya kehamilan juga tidak boleh kurang dari 2 tahun,"
"Misal usianya sudah di atas 35 tahun, kita sarankan untuk KB saja dulu, biar tidak terjadi menyumbang angka kematian ibu tadi, karena usia segitu rentan," jelasnya.
Lebih jauh, Eny menuturkan akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya KB untuk menekan angka kematian ibu di Blora.
"Perlu edukasi kepada masyarakat, bahwa ber KB itu penting, itu sebagai upaya kita untuk mencegah kematian ibu," paparnya.(Iqs)
Warga Blora Tunggak Pajak Kendaraan hingga Rp40 Miliar, Bupati Arief Rohman Instruksikan Ini |
![]() |
---|
Bayi Laki-laki di Semak Pinggir Hutan Jati Semanggi Bisa Diadopsi? Begini Jawaban Dinsos P3A Blora |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Bayi Laki-laki Ditemukan di Semak Pinggir Hutan Jati Blora, Ari-ari Masih Lengkap |
![]() |
---|
Blora Masuk 8 Besar Produsen Padi Nasional, Ini Strategi Bupati Arief untuk Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Kecelakaan Kerja RS PKU Muhammadiyah Blora Sebulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.