Berita Semarang

Sudah Ada 121 Sekolah Swasta Gratis di Semarang, Disdik: Mbak Ita Minta Ditambah Lagi

Kepala Disdik Kota Semarang menyebut Wali Kota Semarang Mbak Ita meminta jumlah sekolah swasta gratis di Kota Lumpia ditambah lagi.

|
Istimewa
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto. 

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyebut Wali Kota Semarang Mbak Ita meminta jumlah sekolah swasta gratis di Kota Lumpia ditambah lagi. Saat ini telah ada 121 sekolah swasta gratis di Kota Semarang

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan menambah jumlah sekolah swasta gratis, khususnya tingkat sekolah menengah pertama (SMP) pada 2025 mendatang.

Langkah itu untuk memfasilitasi daya tampung sekolah negeri yang tak sebanding dengan jumlah anak didik, baik yang akan masuk ke jenjang sekolah dasar (SD) maupun yang akan masuk ke jenjang SMP.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, kajian demi kajian terus dilakukan untuk memfasilitasi antusias masyarakat dalam menempuh pendidikan.

Baca juga: Mengintip Rumah Pelita, Digagas Mbak Ita, Pilot Project Penanganan Anak Stunting di Kota Semarang

Baca juga: Berangkat ke Korea Selatan Terima Penghargaan dari PBB, Mbak Ita Berangkat Sendirian Tanpa Ajudan

Baca juga: Wali Kota Mbak Ita Ungkap Peran Megawati di Balik Kesuksesan Pemkot Semarang Raih Penghargaan PBB

Bambang menjelaskan, penambahan sekolah swasta gratis tersebut merupakan kebijakan dari Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Kata Bambang, Mbak Ita memang memiliki perhatian yang tinggi terhadap dunia pendidikan.

"Total keseluruhan dari TK, SD, dan SMP ada 121 sekolah swasta gratis. Insya-Allah nanti sekolah swasta gratis akan bertambah lagi," kata Bambang, Kamis (4/7/2024).

Bambang mengatakan, orang tua tak perlu berkecil hati bila anaknya tak diterima di sekolah negeri yang diinginkan. Menurutnya, sekolah swasta gratis bisa menjadi alternatif karena fasilitas yang diberikan tidak ada bedanya.

"Itu menjadi keniscayaan ke depan bisa dikembangkan sebagai pilihan masyarakat untuk menempuh pendidikan," katanya.

Pihaknya menyatakan, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah swasta gratis telah memadai. Mulai dari segi pelayanan, hingga akreditasi pun masuk dalam monitoringnya.

"Kami juga sudah melakukan pertemuan intens dengan para kepala sekolah swasta gratis, agar mereka bisa berbenah lebih baik lagi, mulai pelayanan, dan akreditasi, karena sekarang menjadi alternatif dan supaya trust (kepercayaan-red) dari masyarakat tinggi," katanya.

Meski begitu, pihaknya akan melakukan promosi lebih kepada seluruh masyarakat Kota Semarang. Pasalnya, keberadaan sekolah swasta gratis belum sepenuhnya diketahui masyarakat, baik jumlah dan titik lokasinya.

"Ini akan kami gencarkan lagi karena masyarakat juga masih ada yang belum tahu sekolah swasta gratis," katanya.

"Termasuk sekolah swasta gratis supaya bisa memberikan pelayanan yang baik supaya bisa menempuh pendidikan dengan akses-akses yang mudah," katanya.

Terima penghargaan PBB

Terpisah, selain punya perhatian tinggi terhadap pendidikan, Mbak Ita juga sangat perhatian terhadap tumbuh kembang anak.

Wali Kota Semarang itu, konsen dalam upaya pengentasan angka anak stunting di Kota Lumpia.

Upaya Mbak Ita memberantas stunting mendapat apresiasi dari lembaga internasional.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mewakili Pemerintah Kota dan masyarakat Semarang, menerima penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di Incheon, Korea Selatan (Korsel), Rabu (26/6/2024).

PBB memberikan apresiasi atas keberhasilan Pemerintah Kota Semarang menurunkan angka stunting.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, angka stunting di Kota Semarang dapat ditekan hingga 0,95 persen dari populasi anak bawah dua tahun (baduta) per bulan Mei 2024.

Salah satu penanganan stunting yang dilakukan di Kota Semarang yakni melalui program inovasi Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang (SANPIISAN) yang cukup berhasil menurunkan angka anak tengkes.

Berdasarkan data dari data.semarangkota.go.id, angka stunting di Kota Semarang terus mengalami pernurunan. Tercatat pada Juni 2023 yakni 1,54 persen dan pada Mei 2024 hanya tinggal 0,95 persen.

”Karena memang datanya by name by address, dan ini juga kerja sama yang baik hingga ke tingkat bawah, sehingga penanganan yang dilakukan memang berdasarkan kebutuhan."

"Saya juga berterima kasih pada seluruh jajaran baik di Pemkot hingga tingkat bawah, dan tentunya seluruh masyarakat Kota Semarang yang telah bergotong royong bersama,” tambahnya.

Inovasi program SANPIISAN merupakan program yang dibuat Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk pengentasan stunting dan menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) hingga ibu hamil beresiko.

SANPIISAN berisi berbagai layanan dan sub program. Ini merupakan upaya promotif preventif yang dimulai sejak usia remaja dan bagi calon pengantin.

SANPIISAN ini, tidak hanya sebatas pelayanan di ranah fasilitas kesehatan dan masyarakat namun juga ke perusahaan dengan layanan GEPUK PEPES (Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat).

Pekerja perempuan di perusahaan yang hamil dan nifas/mempunyai bayi mendapatkan keistimewaan berupa cuti hamil/melahirkan, waktu untuk menyusui, Ojek ASI, kelas ibu hamil, pemeriksaan kesehatan dan edukasi/konseling kesehatan, pelayanan KB.

Dari sisi pembiayaan kesehatan di masyarakat, ibu dan bayi mendapatkan layanan UHC (Universal Health Coverage) yang menjamin pembiayaan persalinan dan perawatan bayi baru lahir.  (eyf)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved