Berita Pati

Sejarah & Filosofi Ritual Sedekah Bumi di Desa Gunungsari Pati, dari Sembelih Kerbau hingga Tayub

Begini sejarah dan makna filosofis ritual tradisi sedekah bumi di Desa Gunungsari, Tlogowungu, Pati, muali dari penyembelihan kerbau hingga tayb.

TribunMuria.com/Mazka Hauzan Naufal
Prosesi sedekah bumi di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Kamis (30/5/2024). 

Sebelum hajatan, ada ritual yang dilakukan jajaran perangkat desa, yakni mengitari bumi pertapaan sebanyak tiga kali.

Ritual ini dimaksudkan untuk memohon pada Tuhan atas tiga hal, yakni keamanan, ketenteraman, dan keselamatan.

Sudadi menjelaskan, acara sedekah bumi di Desa Gunungsari dilaksanakan secara turun temurun dan merupakan peninggalan nenek moyang.

"Ini wujud rasa syukur kami kepada Tuhan Yang Mahaesa atas rezeki yang diberikan pada masyarakat Gunungsari. Sebagian rezeki itu disedekahkan saat sedekah bumi," ucap dia.

Adapun mengenai Bumi Pertapaan yang jadi tempat pelaksanaan sedekah bumi, Sudadi menjelaskan bahwa ada beberapa versi mengenai kisah asal usul tempat yang dikeramatkan ini.

Semuanya berdasarkan kisah tutur, tidak ada dokumen sejarah yang memvalidasi.

Salah satu versi sejarah mengatakan bahwa Bumi Pertapaan ini merupakan tempat bertapa Mbah Alfiyah yang merupakan anak dari Syekh Ahmad Mutamakkin.

Alkisah, Mbah Alfiyah mendapat karomah ilmu laduni setelah bertapa di situ.

"Ada lagi cerita lain, Bupati Pati Wasis Joyokusumo juga pernah bertapa di situ."

"Di situ ada lorong gua yang kalau dimasuki bisa tembus sampai Pati (pusat pemerintah kabupaten)."

"Lorong itu digunakan di era kerajaan saat mengalami serangan lawan. Memang ada beberapa versi sejarah tutur dari mulut ke mulut," tandas dia. (mzk)

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved