Berita Jepara
400 'Senjata' Disiapkan Warga Tegalsambi untuk Perang Obor di Jepara Nanti Malam
Warga Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Jepara telah menyiapkan skitar 400 senjata untuk menggelar tradisi Perang Obor pada Senin (20/5/2024) nanti malam
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Sekitar 400 'senjata' telah disiapkan warga Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, untuk acara Perang Obor 2024.
Senjata yang telah disiapkan berupa daun dan pelepah pohon kelapa yang telah mengering.
Tiap tahun, warga Tegalsambi menggekar Perang Obor sebagai ritual tolak bala, sekaligus ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki dan kesehatan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk tahun ini, perang obor akan dilaksanakan pada Senin 20 Mei 2024 mendatang.
Nampak warga antusias membuat obor yang berbahan dasar dari pelepah daun kelapa dan daun kering dikumpulkan menjadi satu hingga berbentuk obor.
Ratusan obor sudah dirakit dan disiapkan untuk pelaksanaan tradisi sedekah bumi di desa tersebut.
Kepala Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Agus Santoso mengatakan bahwa pelaksanaan Perang Obor tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya.
Menurutnya perang obor dilaksanakan sebagai bentuk pembelajaran terhadap generasi muda supaya ikut melestarikan tradisi.
"Pada prinsipnya, sebagai rasa syukur petani setelah panen, peternak, nelayan yang hasilnya melimpah, pedagang, ini wujud mensyukuri apa yang telah diberikan," kata Santoso ditemui di Balai Desa Tegalsambi, Minggu (19/5/2024)
Selain itu, Santoso menyebut akan ada 40 warga Tegalsambi yang akan menjadi aktor atau pemain pada saat pelaksanaan perang obor.
"Terdiri dari anak-anak muda dan orang tua, supaya bisa meredam jika terjadi emosi," ungkap Santoso.
Satu diantara perakit obor, Karnawi (75) mengungkapkan bahwa bahan yang digunakan untuk membuat obor ini terbuat dari blarak (pelepah kelapa) dan klaras (daun pisang yang sudah kering).
Ada tiga tahap dalam merakit obor tersebut.
Pertama yakni mengikat blarak, kemudian mengisi blarak dengan klaras, tahap terakhir menyatukan bahan menjadi obor utuh.
"Kalau saya yang bagian mengikat blaraknya," ungkap Karnawi.
Setidaknya kata dia, ada tiga warga yang ikut membuat obor untuk tradisi tahunan tersebut.
Dalam sehari, kata Karnawi, setiap orang bisa membuat 50 obor dari pagi sampai sore.
"Masyarakat di sini sudah turun temurun melangsungkan tradisi perang obor, sudah menjadi budaya," ujarnya dalam bahasa Jawa. (Ito)
| Investor Korsel akan Kelola Pantai Kartini dan Pantai Bandengan Jepara |
|
|---|
| Sudah 2 Tahun Atap Kelas SDN Demangan Jepara Ambrol Tak Kunjung Diperbaiki |
|
|---|
| Warga Jepara Mulai Resah Kabar Maraknya Beras Oplosan, Kata Endang Rasa Nasinya Beda |
|
|---|
| Perusahaan Asal Korea Selatan Resmikan TK Komipo Ester di Bondo Kabupaten Jepara |
|
|---|
| Parah! Mantri Bank Pelat Merah di Jepara Korupsi Penyaluran Kredit untuk Judi Online |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/senjata-perang-obor-jepara-tegalsambi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.