Berita Temanggung

Unik, Warga Kuncen Temanggung Gelar Malam Tirakatan HUT ke-78 RI di Tengah Sawah

Cara unik warga Dusun Kuncen, Badran, Kecamatan Kranggan, Temanggung, gelar malam tirakatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI di tengah sawah.

Istimewa
Cara unik warga Dusun Kuncen, Badran, Kecamatan Kranggan, Temanggung, gelar malam tirakatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI di tengah sawah, Rabu (16/8/2023) malam. 

TRIBUNMURIA.COM, TEMANGGUNG – Warga Dusun Kuncen RT 02/RW 04, Desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, punya cara unik menggelar malam tirakatan memperingati Hari Ulang Tahun HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI), Rabu (16/8/2023) malam.

Warga Kuncen, Temanggung, menggelar malam tirakatan di tengah sawah.

Malam tirakatan tersebut digelar di tengah areal persawahan dengan mengusung semangat juang sang proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno.

Acara malam tirakatan diawali dengan pembacaan riwayat serta makna kemerdekaan Republik Indonesia yang sejatinya merupakan hasil perjuangan rakyat, bukan pemberian bangsa-bangsa penjajah.

Demikian disampaikan Ketua Rukun Tetangga (RT), Hadi Purwanto (38).

Ia mengungkapkan bahwa pemilihan lokasi di tengah areal persawahan dengan mengusung semangat Bung Karno bukannya tanpa alasan.

Pasalnya, kata dia, persawahan merupakan simbol bahwa Indonesia merupakan negara agraris, di mana kekuatan utama mereka bertumpu pada sektor pertanian.

“Kami hanya bermaksud agar warga masyarakat di lingkungan kami tidak melupakan kodrat bahwa bangsa ini dikenal sebagai negara agraris, yang mana kekuatan utamanya terletak pada sektor pertanian."

"Tak terkecuali di Kuncen, Desa Badran, Kabupaten Temanggung ini,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait tema semangat Bung Karno yang mereka usung juga sebagai bentuk untuk menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia diperoleh bukan atas pemberian para penjajah.

Namun atas dasar kedaulatan dan semangat gotong royong yang sampai saat ini masih mendarah daging.

Dijelaskan, di tengah gempuran zaman yang kian maju, masyarakat diharapkan untuk tetap membawa serta semangat Bung Karno dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Mulai dari rasa cinta terhadap bangsa negara atau nasionalisme, semangat gotong royong, hingga penting menjaga kedaulatan bangsa sampai kapanpun.

“Memaknai kemerdekaan bukanlah melulu dengan gegap gempita belaka, namun juga dengan tetap menjaga api semangat bangsa yang selama ini telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa,” imbuh Suhud Pramono (40), Ketua RW setempat.

Selain pembacaan doa bersama (tahlil), acara malam tirakat di lingkungan tersebut juga dimeriahkan dengan pementasan beragam kesenian lokal.

Misalnya kuda lumping hingga tari-tarian yang semarak dengan kehadiran anak-anak hingga para sesepuh. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved