Berita Kudus

IDI Sebut Korban Banjir Kudus Bisa Terancam Penyakit Leptospirosis

IDI Kudus Syaifuddin mengatakan para korban banjir bisa terancam penyakit Leptospirosis.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Daniel Ari Purnomo
Halodoc
Ilustrasi: Penyakit Kencing Tikus atau Leptospirosis. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Penyakit Leptospirosis, perlu diwaspadai apalagi penyebarannya akan lebih mudah ketika suatu daerah terendam banjir. Di Kabupaten Kudus setidaknya 13 desa terendam banjir.

Ada beberapa faktor penyebaran penyakit Leptospirosis, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus, Syaifuddin mengatakan banjir juga bisa menjadi satu diantara faktor penyebab.

Kasus Leptospirosis biasanya endemis pada daerah banjir, di mana banyak didapatkan pada tikus-tikus sebagai faktor utamanya dan pada orang-orang yang rawan terkena, seperti pekerja saluran air, petani, petugas kebersihan, dan orang yang tinggal di daerah banjir.

Baca juga: DKK Minta Warga Korban Banjir di Dorang Jepara Waspadai Leptospirosis, Bisa Picu Kematian

"Penularan penyakit tersebut yakni utamanya kontak dengan urin dari hewan pembawa, seperti tikus, anjing, kucing dan lainnya. Kontak juga bisa langsung atau tidak langsung seperti tercampur banjir," jelasnya dikutip Tribunmuria.com, Jumat (10/3/2023).

Untuk seberapa berbahayanya penyakit Leptospirosis tergantung dari gejalanya apakah berat ataupun ringan.

"Jika sudah berat angka kematian tinggi terutama bila sudah ada keterlibatan hepar dan ginjal," terangnya.

Untuk gejala awal Leptospirosis yakni seperti demam, nyeri pada otot terutama pada otot-otot besar seperti betis.

Jika mulai gejala yang berat yakni seperti air kencing mulai sedikit bahkan sampai tidak keluar, berwarna kemerahan atau seperti teh, kelopak mata menguning, penurunan kesadaran. 

"Apabila sudah seperti itu, beresiko tinggi sampai kematian  bila sudah mengenai organ target misal hati, ginjal, jantung, otak," jelasnya.

Terkait seberapa mudahnya terkena penyakit itu, hal tersebut tergantung dari daya tahan tubuh manusia itu sendiri.

"Seberapa mudah tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing, penularannya tidak ada data yang pasti," ucapnya. (Rad)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved