Berita Jateng

Kisah Pilu ODGJ di Semarang, 8 Kali Dihamili Pria Berbeda, Keluarga Kewalahan Rawat Anak-anaknya

Siti Suaedah (42) ODGJ Semarang yang hamil delapan kali dengan lelaki yang berbeda-beda. Keluarga kewalahan rawat anak-anaknya, berharap Siti disteril

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
DOKUMENTASI
Kepala Seksi Tuna Susila dan Perdagangan Orang (Kasi TSPO) Dinsos Kota Semarang, Bambang Sumedi saat bersama Siti Suaedah (42) dan Youtuber Pratiwi Noviyanthi (baju hitam). 

Ia mengungkapkan, keadaan keluarganya sudah tidak sanggup lagi menampung anak Siti yang kedelapan lantaran sudah merawat anaknya yang ketujuh. 

Keluarga juga bingung ketika diserahkan dirawat Siti takut terjadi hal tak diinginkan.

"Mau dirawat Siti ya samar-samar jadi saya serahkan ke Dinsos dan pihak lain yang sudah menolong," ucapnya.

Dipulangkan kakak, bacok ayah di sawah

Diberitakan sebelumnya, Siti Suaedah (42) orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)  Semarang yang hamil delapan kali dengan lelaki yang berbeda-beda memiliki masa lalu yang kelam.

Keluarga tidak tahu sebab pasti Siti alami gangguan jiwa. Hanya saja sepulang dari Jakarta di tahun 2005, Siti sudah menunjukkan perilaku orang yang depresi.

Ia kembali dipulangkan dari Jakarta ke Semarang lantaran mengamuk tak jelas di rumah kakak kandungnya.

"Ketika pulang di Semarang tinggal sama ayahnya di Kampung Tambangan, Siti pernah bacok ayahnya di sawah karena minta uang," beber Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Tambangan Ratna Herawati kepada Tribunmuria, Kamis (26/1/2023).

Melihat perilaku Siti yang kian parah, warga sekitar akhirnya membawa Siti ke rumah sakit jiwa.

Sudah dua kali Siti dirujuk ke rumah sakit jiwa yakni di RS Amino Gondohutomo dan Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Mental (PPSDM) Ngudi Rahayu Salamsari Boja, Kendal.

Siti dari dua tempat tersebut selalu kabur dan kembali ke rumahnya.

Hal itu membuat keluarga dan warga sekitar kapok.

Akhirnya selepas ayahnya meninggal dunia, Siti tinggal sendirian di rumahnya peninggalan orangtua.

Pemantauan Siti sudah dilakukan petugas PSM setempat sejak tahun 2016. Namun baru intensif dua tahun berikutnya.

"Sehari-hari tinggal di sini (Tambangan), seminggu 2-3 kali kami kunjungi, kendala ia selalu pergi sendiri tidak terpantau," beber Ratna.

Halaman
1234
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved