Berita Jateng
Sam Poo Kong Bukan Jejak Laksamana Cheng Ho di Semarang, Ini Hasil Penelitian Undip
Laksamana Cheng ho tidak bisa dilepaskan dari sejarah orang-orang Tionghoa yang datang dan bermukim di Kota Semarang.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
Armada laut Cheng Ho pun melakukan perjalanan hingga ke timur Pulau Jawa dan kembali ke Kerajaan Ming.
Dipilihnya Simongan sebagai tempat tinggal oleh Ong King Hong, karena lokasi tersebut sangat strategis.
Topografi Simongan saat itu berupa muara sungai yang tepat berhadapan dengan laut.
Berdasarkan feng shui, lokasi Simongan sangat ideal digunakan untuk pemukiman.
Dalam karya Stephen Skinner, mengenai ilmu tata letak tanah dan kehidupan Cina Kuno. Wilayah Simongan mempunyai Feng shui baik.
Pasalnya dilatarbelakangi adanya gunung atau bukit yang menghadap ke arah sungai dan laut.
Menetapnya Ong King Hong di Simongan sangat erat kaitannya dengan topografi wilayah tersebut saat itu.
Pemetaan yang dilakukan Van Bemmelen, ahli geologi Belanda yang banyak melakukan survei awal terhadap vulkanisme dan tektonisme di Indonesia di masa kolonial, juga menguatkan tersebut.
Peta yang dibuat oleh Van Bemmelen, wilayah Simongan pada abad 15 membentuk cerukan.
Dua bukit menjulang tinggi yang berhadapan langsung dengan laut yaitu Bukit Simongan dan Bergota.
Kondisi wilayah Simongan pada abad 15 tersebut dibenarkan oleh Ketua Yayasan Sam Poo Kong, Mulyadi.
Saat ditemui Tribunjateng.com, ia menjelaskan, wilayah Klenteng Sam Poo Kong pada abad ke-15 memang tepian laut.
Adanya bukti dan kontur yang mendukung membuat satu di antara juru mudi armada laut Cheng Ho menetap di Simongan yang kini menjadi Kelenteng Sam Poo Kong.
"Feng shui di lokasi ini juga baik, selain itu ada sumber air bersih dan ada tempat perlindungan saat itu berupa gua. Sumber air dan gua tersebut masih ada sampai sekarang," jelasnya, Senin (16/1/2023).
Terpisah pemerhati sejarah dan budaya Kota Semarang Ulinuha menuturkan, adanya makam juru mudi armada Cheng Ho yaitu Ong King Hong di kawasan Simongan menjadi bukti lokasi tersebut jadi jujugan masyarakat Tionghoa pada abad 15.
Selain itu, Bukit Simongan hingga Bergota membentuk mulut naga yang dipercaya masyarakat Tionghoa sebagai lokasi baik untuk bermukim.
"Melihat dari peta lama, memang lokasi Simongan hingga Bergota sangat ideal untuk membangun pemukiman. Ditambah lagi ombak tidak terlalu besar karena wilayah Kota Semarang saat itu berbentuk cerukan," tutur Mulyadi.
Ramai Isu Pemekaran Provinsi Jateng, Respons Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Arahan Pusat |
![]() |
---|
Masa Angkutan Lebaran, Ini Stasiun dengan Keberangkatan dan Kedatangan Pemudik Terbanyak di Daop 4 |
![]() |
---|
Anggota DPR Edy Wuryanto Kecam Pemotongan THR dan Remunerasi Nakes RSUP di Semarang dan Jogja |
![]() |
---|
Gandeng ISNU Jateng untuk Kolaborasi, Kanwil Kemenag Ingin Perkuat Peran dan Kebermanfaatan CTC |
![]() |
---|
Polda Jateng Segel Pabrik Pengemasan MinyaKita di Karanganyar: Isi Kurang dari Volume Seharusnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.