Berita Jateng

Indahnya Toleransi di Kudus, Pengungsi Banjir Warga Tanjung Karang Salat di Dalam Gereja

Sebanyak 136 warga Desa Tanjung Karang, Jati, Kudus mengungsi ke Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjung Karang seiring banjir di Kudus

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Muhammad Olies
Tribun Muria/Rezanda Akbar D.
Mariyana bersama anaknya saat sedang beribadah salat Dzuhur di dalam aula Gereka Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjung Karang. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Sebanyak 136 warga Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kudus mengungsi ke Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjung Karang seiring banjir yang merendam kawasan tempat tinggalnya. 

Hingga saat ini, (9/1/2023) para pengungsi masih bertahan di GKMI Tanjung Karang lantaran genangan air tidak terlihat ada penurunan.

Selama sepekan lebih, GKMI Tanjung Karang sudah menjadi posko pengungsian.  

Ada pemandangan yang menyejukkan ketika melihat warga korban banjir melaksanakan ibadah salat di dalam bangunan gereja.

"Fasilitas di sini bagus, tempat juga bersih. Kalau mau ibadah juga bebas dipersilahkan," ucap salah seorang pengungsi, Mariyana.

Baca juga: Warga Demak dan Semarang Ditangkap Karena Diduga Edarkan Sabu-Sabu di Blora

Baca juga: Sejarah PDIP, Bermula dari PNI Soekarno, Peristiwa Kudatuli, hingga Berjaya Dipimpin Megawati

Baca juga: WASPADA! Jalan Pantura Semarang Demak Penuh Lubang, Kerap Memakan Korban, Ini Titiknya

Sebelumnya saat rumahnya mulai terendam banjir Mariyana juga sering mengungsi di GKMI Tanjung Karang.

"Selama masih bisa beribadah tidak apa-apa tempatnya di sini. Tidak masalah, mau di mana lagi, rumahnya banjir," urainya.

Sementara itu, pengurus GKMI Tanjung Karang Kudus, Budi Pujiono, mempersilahkan para pengungsi untuk beribadah.

Tempat yang digunakan pengungsian tersebut, adalah aula yang biasa digunakan oleh jemaat gereja untuk beraktivitas selain kegiatan ibadah.

"Kami menyediakan tempat bagi mereka, silakan mau ibadah salat, yang penting kemanusiaan dan ini jauh dari kata SARA," urainya.

Selain ruangan aula, juga ada beberapa kelas yang dialih fungsikan untuk pengungsian.

"Untuk kegiatan kerajaan masih terus berjalan," tuturnya. 

Terkait persediaan logistik, di posko pengungsian GKMI terbilang aman.

"Awalnya kami lakukan secara swadaya, namun sekarang sudah mulai banyak pihak yang membantu," ucapnya. (Rad)


 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved