Berita Jateng
Era Kolonial, Semarang Pakai Konsep Garden City ala Thomas Karsten, Ini Sisa Bangunannya
Lewat karya arsitekturnya, Karsten sangat berkontribusi dalam pengembangan Kota Semarang di era kolonial.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Konsep garden city pernah diterapkan dalam tata kelola kota di Kota Semarang pada awal abad 20.
Pencetusnya adalah Herman Thomas Karsten, seorang arsitek yang ditunjuk oleh pemerintahan Hindia-Belanda untuk menata Kota Semarang pada 1914.
Lewat karya arsitekturnya, Karsten sangat berkontribusi dalam pengembangan Kota Semarang di era kolonial.
Bahkan pemerintah Hindia-Belanda menyebutkan Karsten sebagai sebagai perancang modernisme Semarang.
Karya arsitektur Karsten di Kota Semarang juga tercatat dalam buku The life and work of Thomas Karsten, Architecture and Natura, karya Joost Cote and Hugh O’Neill.
Di masa itu, Kota Semarang merupakan satu di antara pusat ekonomi Hindia-Belanda dalam hal ekspor produk pertanian.
Guna menunjang perkembangan perekonomian pemerintah Hindia-Belanda, pembangunan infrastruktur hingga akses transportasi dilakukan secara masif di Kota Semarang.
Perkembangan itu menjadikan Kota Semarang layaknya magnet bagi masyarakat. Baik pribumi, pedagang hingga masyarakat Hindia-Belanda berbondong-bondong datang ke Kota Semarang.
Populasi penduduk di Kota Semarang pun melejit dan menimbulkan berbagai masalah perkotaan.
Minimnya pemukiman layak huni, pertumbuhan kampung urban secara organik, masalah sanitasi, kebersihan hingga estetika perkotaan jadi problematika yang dihadapi pemerintah Hindia-Belanda saat itu.
Karsten ditugaskan oleh pemerintah kolonial untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada 1919 ia menerapkan rencana kota yang merefleksikan teori desain kota Eropa modern dengan konsep garden city.
Dalam penerapannya, Karsten lebih menekankan tata kota yang fungsional, harmonis dan organis. Konsep itu dianggap sebagai sebuah rencana kota pertama ekstensif dan komprehensif di Hindia-Belanda.
Baca juga: Suaminya Naik Pangkat, Ini Kata Artis dari Blora Yeni Inka
Baca juga: Langganan Banjir, Di Era Hindia Belanda Pun Sudah Ada Megaproyek Penanggulangan Banjir di Semarang
Baca juga: Live Streaming Manchester United Vs Bournemouth Rabu Dini Hari, Ini Link Pertandingan
Rencana Karsten tersebut mencakup area selatan Kota Semarang, yang kemudian dinamai Candi Baru, serta kawasan menuju pusat kota.
Lokasi tersebut ada di wilayah Peterongan-Pekunden, Lempongsari hingga Sompok.
Di tahun yang sama, Karsten kembali menyumbangkan gagasan dalam realisasi proyek rumah rakyat Mlaten di Kampung Sompok, yang kini menjadi Kelurahan Bugangan, Semarang Timur.
Dalam proyek itu ia sangat memperhatikan aspek sosial dengan menyediakan ruang terbuka.
Ruang terbuka yang ia gagas berbentuk linear yang memiliki ukuran berbeda-beda dan ditempatkan di beberapa titik, baik halaman rumah hingga taman publik yang diisi bunga, tanaman buah dan peredu.
Menurut sejumlah pemerhati sejarah Kota Semarang, karya arsitektur Karsten memiliki ciri khas dibandingkan asitek lain pada masa Hindia-Belanda.
"Karsten detail dalam menciptakan karya arsitektur, bahkan ia memperhitungkan iklim tropis dalam pengembangan tata kota dan bangunan di Kota Semarang," papar Tjahjono Rahardjo satu di antara pemerhati sejarah Kota Semarang, Selasa (3/1/2023).
Tjahjono berujar, Karsten banyak mengadopsi ciri-ciri arsitektur tradisional di Kota Semarang saat itu.
Namun yang ia adopsi bukan bentuk ornamen, melainkan ide dasar arsitektur yang ramah untuk masyarakat pribumi.
Hal lain yang membedakan Karsten dengan arsitek Hindia-Belanda lainnya, Kasrten sangat menghargai dan mencintai kebudayaan Jawa.
"Meski ia utusan pemerintah Hindia-Belanda, namun Kasrten tidak pernah memandang rendah masyarakat Jawa saat itu," katanya.
Menurutnya, konsep yang dibawa Karsten tersebut sudah diabaikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Pasalnya, konsep tata kota di Kota Semarang tidak lagi mencerminkan garden city.
Misalnya di wilayah Candi Baru, dalam konsep garden city, antara satu rumah dengan rumah lainya tidak dibatasi pagar melainkan tanaman. Namun sekarang semua rumah sudah berpagar beton.
"Padahal konsep tersebut jadi acuan dalam pembangunan perumahan elit. Beberapa perumahan kelas atas di Kota Semarang masih menerapkannya," imbuhnya.
Adapun sejumlah gedung yang kini jadi bangunan Ikonik Kota Semarang merupakan karya Karsten, seperti Kantor asuransi Nederlandsch-Indische Levensverzekering en Lijfrenet Maatschappij (NILLMIJ) atau sekarang Gedung Asuransi Jiwa Sraya.
Lalu Kediaman Thio Thiam Tjong, keluarga etnis Tionghoa terpandang kala itu di daerah Candi, Burgermeesterswoning atau kediaman wali kota yang kini dinamai Puri Wedari.
Kemudian Stoomvaart Maatschappij Nederland yang sekarang menjadi Gedung PT Djakarta Loyd Persero, Kantor pusat kereta perusahaan tram dan kereta api Zustermaatschappijen atau Kantor PT KAI Daerah Operasi 4 Semarang.
Showroom Toko Furniture Van de Pol di Jalan Pemuda yang kini sudah hilang. Handelsvereeniging atau Gedung Teater Rakyat Sobokartti, RS Elizabeth di daerah Candi Baru, Van Deventer School yang sekarang Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini, Rumah pemotongan hewan di Pandean Lamper, Pasar Randusari, Pasar Djatingaleh dan Pasar Djohar.
Karsten juga pernah menetap di Kota Semarang hingga 1930, untuk kemudian pindah ke Bandung pada 1931.
Kiprah Karsten dalam pengembangan Kota Semarang, membuat pemerintah Hindia-Belanda menyematkan Kota Semarang sebagai The City Of Karsten.
Pemikirannya tentang prinsip dasar perencanaan perkotaan juga tertuang dalam Town planning in the Indies: the aim and nature of modern town planning (Indiese Stedebouw: Doel en geest van den moderne stedebouw) di tahun 1920.
Gagasan Karsten juga berperan penting dalam penyusunan Peraturan Perencanaan Kota (Stadsvormingsordonnantie) yang selesai pada 1938.
Pedoman tersebut tetap dipakai sebagai dasar perencanaan kota di Indonesia, hingga kemudian digantikan Undang-Undang nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang. (Bud)
| Konsolidasi ISNU se-Jateng: Rumuskan Program Prioritas dan Tata Kelola Organisasi |
|
|---|
| Sambung Rasa Diaspora NU di 5 Benua, ISNU Jateng: Kontribusi Santri untuk Kemajuan Negeri |
|
|---|
| Rakor di Semarang, Kemendagri Ingin Pastikan Kepala Daerah di Jateng Gerakkan Siskamling |
|
|---|
| Ramai Isu Pemekaran Provinsi Jateng, Respons Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Arahan Pusat |
|
|---|
| Masa Angkutan Lebaran, Ini Stasiun dengan Keberangkatan dan Kedatangan Pemudik Terbanyak di Daop 4 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/pohon-asem-yang-ada-di-depan-Pasar-Peterongan-Kota-Semarang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.