Berita Jateng
Dua Kali Warga Indekos Tersandung Kasus Terorisme, Suparno Tak Ingin Terulang Lagi
Ketua Rt 7 Suparno mengakui jika pelaku pembom Polsek Astanaanyar belum melapor meski sudah menetap setahun di tempat kos di lingkungannya.
Penulis: Khoirul Muzaki | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, SUKOHARJO - Kasus ledakan bom bunuh diri yang menewaskan pelaku, AS (34), di Mapolsek Astana Anyar Bandung menghebohkan publik.
Rupanya, AS yang juga mantan napi kasus terorisme selama ini tinggal di Desa Siwal, Baki, Sukoharjo.
Bersama istri dan dua anak, ia tinggal di rumah kos yang menurut warga seharga Rp 550 ribu perbulan.
Tempat kos sederhana itu pun ramai didatangi polisi hingga awak media di hari kejadian.
Baca juga: Ternyata Bom Jenis Ini Yang Dipakai Pelaku Menghancurkan Mapolsek Astananyar Bandung
Bahkan sang istri, RM masih sempat berada di tempat indekos saat suaminya mengalami insiden di Mapolsek Astana Anyar, Rabu pagi (7/12/2022).
Ia menangis mendengar kabar itu hingga pergi tanpa diketahui lagi jejaknya.
Desa Siwal bukan kali ini saja geger karena kasus terorisme.
Tahun 2019 lalu, BK ditangkap Densus 88 di wilayah Sukoharjo.
Rumah kosnya di Desa Siwal lantas digeledah Densus 88 untuk menemukan barang bukti tindak pidananya.
Sekdes Siwal Yusuf Effendi mengakui, sudah dua kali ini ada penggeledahan tempat kos di desanya karena diduga ditinggali terduga teroris.
“Dulu juga pernah. Tempat kos juga, "katanya.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Astana Anyar Protes KUHP, Polisi Temukan Belasan Lembar Kertas Penolakan
Desa Siwal memang dekat dengan pabrik atau kawasan industri.
Meski masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo, desa ini tak begitu jauh dari pusat kota Surakarta.
Karena posisinya yang strategis, tak ayal desa ini kemajuan fisiknya terlihat lebih cepat.
Sejumlah warga menangkap peluang dengan mendirikan tempat kos-kosan untuk menampung para pendatang.