Berita Kudus
Sosok Muhammad Zufron, Guru Tuna Netra Yang Ajarkan Tentang Pentingnya Ilmu Pengetahuan
Muhammad Zufron, sosok pengajar yang memiliki keterbatasan fisik tidak bisa melihat memegang prinsip Ki Hajar Dewantara dengan sangat erat.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Raka F Pujangga
Bahkan dirinya sendiri tidak menyangka akan menjadi pengajar.
Baca juga: Cerita Ibu Guru MI di Blora, Niat Ingin Tolong Orang di Jalan, Motornya Hilang Dirampas
"Saya buta sedari kecil, ayah saya waktu itu bicara kepada saya. Nak, kamu ini berbeda. Kamu tidak bisa melihat cerahnya sinar matahari, kamu berbeda dari kakakmu dan adik-adikmu," ucapnya ketika menirukan suara ayahnya.
Namun hal tersebut tidak menjadi hambatan dirinya untuk terus berjuang.
"Saya diperlakukan dengan baik oleh teman-teman saya jadi saya merasa kalau hal ini biasa saja," katanya.
Zufron terus menerus tidak henti-hentinya belajar, bahkan dirinya bisa dikatakan jatuh cinta dengan ilmu yang dia dapat.
Khususnya, seni musik yang membuat dirinya lebih bersemangat dalam hidup.
"Saya suka musik, bisa main gitar, keyboard dan menyanyi. Saya belajar musik dulu di Bandung dan sekarang ilmu itu saya ajarkan ke anak murid. Mereka kalau saya suru ngeband langsung bisa," katanya.
Baca juga: Siswi Dirundung Guru Karena Tak Pakai Jilbab, Ahmad Sahroni: Jangan Paksa Kehendak Pada Orang Lain
Perjuangan Zufron sebagai pengajar juga mendapatkan apresiasi dari 39 murid-muridnya.
Seperti Budiono, seorang muridnya yang sama sekali tidak pernah tahu bagaimana membaca.
"Alhamdulillah, saya senang di sini, pak guru dan bu guru di sini baik-baik. Saya awalnya tidak bisa membaca sama sekali, sekarang saya bisa," jelasnya.
Meski tidak banyak yang Budiono berikan kepada para pengajar di PPSDSN, namun Budiono selalu mendoakan para pengajar.
"Terimakasih banyak, semoga guru disini tambah sukses, kehidupannya tambah baik dan lancar. Saya cuman bisa berdoa buat guru-guru," tambahnya. (*)