Berita Jateng
Sindikat Oli Palsu AHM dan Yamalube Beromzet Hampir Rp 1 Miliar per Bulan, Dibekuk Polda Jateng
Ditreskrimsus Polda Jateng membekuk sindikat produsen dan pengedar oli palsu yang omzetnya mencapai hampir Rp 1 miliar per bulan.
Penulis: Rahdyan Trijoko Pamungkas | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.SEMARANG - Sindikat produsen dan pengedar oli palsu dibekuk jajaran Ditreskrimsus Polda Jateng.
Ada dua pelaku yang ditangkap yakni Djiwa Kusuma Agung oli dan Ali Mahmudi.
Pada pengungkapan tersebut jajaran Ditrerskrimsus menggerebek tiga lokasi yang merupakan pabrik maupun gudang di wilayah Kota Semarang.
Baca juga: Mau Mesin Tetap Awet, Berikut Tips Memilih Oli Untuk Tunggangan Kesayangan dari Astra Motor Jateng
Satu diantaranya yang digrebek berada di Jalan Kayumanis nomor 10 Kuningan Semarang Utara.
Terlihat ribuan liter oli palsu siap kemas ditampung di tandon dan tersimpan di gudang. Pelaku juga menyediakan alat mencetak nomor registrasi yang tertera di botol oli.
Pelaku juga telah menyediakan botol-botol untuk mengemas oli tersebut.
Dirreskrimsus Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan tersangka Ali Mahmudi berperan sebagai penjual oli palsu.
Sementara Djiwa Kusuma Agung berperan mengelola tiga rumah produksi yang ada di Semarang.
Baca juga: Ini Sosok Kapolsek Siantar Yang Punya Kekayaan Melebihi Kapolri dan Kapolda Sumatera Utara
"Tiga rumah produksi oli palsu Jalan Kayumanis Timur nomor 10, Jalan Kayumanis Timur nomor 28, dan Jalan Widoarjo Batik Gayam No 35 RT 05 RW 11 Kel. Rejomulyo Semarang Timur," jelasnnya saat konferensi pers, Kamis (20/10/2022).
Menurutnya, bahan baku yang digunakan membuat oli palsu bukanlah dari bahan dasar oli bekas yakni Liquid Paraffin (parafin cair).
Pelaku memproduksi oli palsu menggunakan zat yang bukan untuk oli dan ditambakah aditif serta pewarna.
Pelaku menjual oli palsu tersebut menggunakan merek-merek tertentu.
"Berdasarkan laporan yang kami terima oli merek AHM dan Yamalube," tutur dia.
Dikatakannya pelaku menjual oli palsu tersebut di seluruh Indonesia. Terutama pelaku telah memasarkan oli di wilayah Jawa Tengah dan Kalimantan.
"Pelaku dalam waktu sehari mampu memproduksi sekitar 3 ribu botol. Mereka bekerja selama 20 hari," tutur dia.
Baca juga: Masih Layani Penjualan Paracetamol, PD Apotek Kudus Tegaskan Pasien Harus Bawa Resep Dokter