Berita Jateng
Orang Tua Mulai Cemas Kabar Buruk Paracetamol Cair, Cahya : Kalau Panas Saya Kompres Saja
Orang tua mulai cemas kabar paracetamol cair bisa sebabkan gagal ginjal pada anak.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kasus gagal ginjal akut pada anak, tengah santer di masyarakat.
Bahkan per 18 Oktober lalu, 189 kasus gagal ginjal akut dilaporkan ke Kemenkes.
Ratusan kasus tersebut terdata dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Sembilan PSK dan Muncikari di Aceh Terancam Hukuman Cambuk 100 Kali
Dari laporan itu, anak usia 1-5 tahun mendominasi kasus gagal ginjal akut.
Hingga kini, penyebab gagal ginjal akut belum diketahui secara pasti. Tim medis juga masih melakukannya riset mengenai penyebab gagal ginjal akut yang dialami anak-anak.
Berdasarkan hal itu, Kemenkes menerbitkan edaran resmi tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.
Edaran itu merupakan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022.
Surat keputusan itu memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis.
Banyaknya kasus gagal ginjal akut misterius tersebut jadi momok menakutkan bagi masyarakat di berbagai daerah.
Khusunya orang tua yang memilik anak di bawah 5 tahun, mereka was-was jika si buah hati mengalami kasus serupa.
"Kasus gagal ginjal pada anak katanya karena paracetamol cair, padahal anak saya juga sering mengonsumsinya saat panas," jelas Cahya (30) warga Kota Semarang yang memiliki putri berusia empat tahun, Rabu (19/10/2022).
Baca juga: Raih Peringkat 7 Nasional JDIH, Bupati Blora : Ini Hasil Kerja Keras Tim
Lantaran mendapat informasi itu, Cahya memutuskan tak menggunakan paracetamol cair lagi.
"Kalau putri saya panas ya saya kompres saja, karena takut kalau efeknya bikin gagal ginjal," paparnya.
Walaupun sejumlah ibu di Kota Semarang resah karena kasus gagal ginjal akut, namun kasus tersebut belum ditemukan di Kota Semarang.
"Di Kota Semarang tidak ada kasus gagal ginjal akut karena obat penurun panas," jelas Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam.
Meski demikian, Hakam tetap berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal pengawasan.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Balai POM, jika ada kecurigaan misalnya pabrik baru maupun produk obat bermasalah akan segera kami tindaklanjuti," jelasnya.
Baca juga: Kemenkes Minta Apotek Setop Jual Obat Sirop, Gangguan Ginjal Akut Merebak, Korban Mayoritas Balita
Terpisah, Anam, Sekertaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jateng, menjelaskan, kemungkinan ada korelasi gagal ginjal akut pada anak dengan Covid-19.
"Karena setelah kena Covid ada antibodi yang menyerang ginjal, hal itu disebut multisystem inflammatory syndrome in children," paparnya.
Meski demikian ia belum bisa memastikan penyebab gagal ginjal akut yang terjadi pada ratusan anak di Indonesia.
"Kami tengah melakukan investigasi, kami minta dokter yang merawat anak melapor jika ada temuan gagal ginjal akut, namun sampai sekarang belum ada laporan di Jateng," jelasnya.
Meski demikian, Anam mengatakan koordinasi terus dilakukan bersama para dokter lainnya.
"Dasar laporan gagal ginjal akut pada ratusan anak, ada 70 anak meninggal karena gagal ginjal akut. Setelah ditelusuri 70 anak itu berhubungan dengan penggunaan obat batuk atau penurun panas yang diproduk perusahaan India," katanya.
Baca juga: Jadwal Bioskop Pati Hari Ini, Rabu 19 Oktober 2022: Black Adam 5 Kali Diputar di Studio 4
Ia mengatakan, WHO juga masih melakukan investigasi terhadap kasus gagal ginjal akut pada anak tersebut.
"Ada indikasi paracetamol cair yang tengah diinvestigasi oleh WHO mengandung etilen glikol tinggi. Namun kesimpulannya belum bisa didapat karena masih menunggu penelitian," katanya.
Ditambahkannya, parasetamol maupun obat penurun panas aman digunakan dengan catatan sesuai dengan indikasi klinis.
"Namun jangan sedikit-sedikit pakai parasetamol. Misalnya suhu tubuh anak 38 derajat bisa mengonsumsi paracetamol, namun jika dibawah itu bisa dikompres," tambahnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Dinkes-Kota-Semarang.jpg)