Berita Kudus
Kasus DBD di Kudus Melonjak 100 Persen Lebih, Korban Meninggal 6 Orang Semunya Anak-anak
Jumlah kasus DBD di Kudus pada 2022 melonjak lebih dari 100 persen dari tahun sebelumnya. jumlah korban jiwa juga dua kali lipat dari tahun sebelumnya
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
Jumlah tersebut disebut Dinkes Kota Semarang lebih tinggi dari tahun lalu.
Hal ini Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam.
"Dibandingkan tahun lalu peningkatannya mencapai dua kali lipat," jelasnya, Minggu (9/10/2022).
Dipaparkannya, ada lima wilayah yang menjadi catatan Dinkes.
"Selain Kecamatan Tembalang, Banyumanik, Ngaliyan, Semarang Barat dan Utara juga tinggi," katanya.
Untuk itu Hakam bersama jajarannya akan fokus pada penanganan DBD di wilayah tersebut.
"Di tengah musim pancaroba kami terus melakukan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," jelasnya.
Tak hanya itu, guna menekan angka DBD, program wolbachia juga terus disosialisasikan.
"Wolbachia merupakan bakteri yang ditanamkan di telur nyamuk, tujuannya agar nyamuk Aedes aegypti tidak menularkan virus DBD saat menggigit manusia," katanya.
Melalui program tersebut, ia berharap masyarakat tidak salah menilai, lantaran harus memelihara naymuk yang sudah ditanam bakteri wolbachia.
"Jangan salah persepsi, di tengah mewabahnya DBD malah diminta memelihara nyamuk," ucapnya.
Ia menambahkan, satu kecamatan butuh puluhan juta telur yang sudah ditanamkan bakteri wolbachia.
"Sosialisasi memang masih kami lakukan di tingkat kecamatan, kelurahan hingga kader, kemungkinan akan terus kami lakukan hingga ke masyarakat."
"Program tersebut sangat efektif untuk menekan angka DBD, bahkan sampai 77 persen," tambahnya. (*)