Berita Kudus
Kasus DBD di Kudus Melonjak 100 Persen Lebih, Korban Meninggal 6 Orang Semunya Anak-anak
Jumlah kasus DBD di Kudus pada 2022 melonjak lebih dari 100 persen dari tahun sebelumnya. jumlah korban jiwa juga dua kali lipat dari tahun sebelumnya
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kudus meledak pada tahun 2022.
Dibandingkan dengan kasus DBD pada tahun 2021, peningkatan kasusnya meningkat pesat hingga lebih dari 100 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) atau Dinas Kesehatan (Dinkes) Kudus, jumlah kasus DBD pada 2021 tercatat 175 kasus, denga jumlah korban meninggal tiga orang.
Baca juga: Satu Keluarga di Kudus Kena DBD, Noor Keluhkan Pelayanan Foging di Desa Gondosari Lamban
Baca juga: 107 Warga Blora Terjangkit DBD, Tersebar di Sejumlah Kecamatan, Begini Tanggapan Dinkes
Baca juga: Kasus DBD Semarang Naik Dua Kali Lipat, Lima Kecamatan di Kota Semarang Masuk Zona Merah
Sementara, pada hingga September 2022, kasus DBD di Kudus mencapai 386 kasus, di mana 6 orang pasien di antaranya meninggal dunia.
Demikian dijelaskan oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Darsono kepada TribunMuria.com, Rabu (12/10/2022).
"Tahun lalu jumlah kasus DBD 175 orang dan yang meninggal 3 orang, untuk tahun ini jumlah kasus 386 dan kasus meninggal 6," jelasnya.
Dituturkan, korban meninggal dunia kasus DBD di Kudus, mulai dari Januari hingga Agustus 2022 ada 6 orang, yang kesemuanya adalah anak-anak berusia di bawah 15tahun.
"Hal ini, lantaran anak-anak lebih rentan terkena penyakit karena imunnya tidak sekuat orang dewasa," tuturnya.
Darsono menegaskan, semua orang bisa terjangkit DBD di mana saja.
"Anak-anak ini kan aktivitasnya banyak, kalau dia di sekolah, bisa saja terjangkit di lingkungan sekolah, apalagi anak-anak kalau bermain kan terkadang kita tidak tahu," jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya berencana membuat perlombaan kebersihan sekolah.
Hal ini untuk memantik semangat masyarakat terhadap pencegahan DBD.
"Pencagahan dengan abatesasi itu penting, serta kami terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi terkait 3M plus," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan Reagen DBD di seluruh Puskesmas di Kudus untuk mendeteksi penyakit DBD.
"Jadi kalau ada yang panas bisa dites itu. Untuk mendeteksi DBD sedini mungkin, hanya dengan 20 menit saja bisa terdeteksi penyakit DBD," tutupnya.