Berita Jateng
Kasus DBD Semarang Naik Dua Kali Lipat, Lima Kecamatan di Kota Semarang Masuk Zona Merah
Kasus DBD di Kota Semarang mencapai 700 kasus yang menunjukkan peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun 2021 yang lalu.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Angka kasus DBD di Kota Semarang mencapai 700 kasus.
Jumlah tersebut diterangkan Dinkes Kota Semarang lebih tinggi dari tahun lalu.
Bahkan Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan kasus DBD mengalami peningkatan.
"Dibandingkan tahun lalu peningkatannya mencapai dua kali lipat," jelasnya, Minggu (9/10/2022).
Baca juga: Jaga Performa, Tim PSIS Semarang Bermain Internal Game
Dipaparkannya, ada lima wilayah yang menjadi catatan Dinkes.
"Selain Kecamatan Tembalang, Banyumanik, Ngaliyan, Semarang Barat dan Utara juga tinggi," katanya.
Untuk itu Hakam bersama jajarannya akan fokus pada penanganan DBD di wilayah tersebut.
"Di tengah musim pancaroba kami terus melakukan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," jelasnya.
Baca juga: Wisata Religi Sunan Kudus Ramai, Ribuan Peziarah Antre Foto Di Depan Masjid Menara
Tak hanya itu, guna menekan angka DBD, program wolbachia juga terus disosialisasikan.
"Wolbachia merupakan bakteri yang ditanamkan di telur nyamuk, tujuannya agar nyamuk Aedes aegypti tidak menularkan virus DBD saat menggigit manusia," katanya.
Melalui program tersebut, ia berharap masyarakat tidak salah menilai, lantaran harus memelihara naymuk yang sudah ditanam bakteri wolbachia.
"Jangan salah persepsi, di tengah mewabahnya DBD malah diminta memelihara nyamuk," ucapnya.
Baca juga: 13 Rumah Rusak Akibat Hujan Deras Disertai Angin Kencang di Sragen
Ia menambahkan, satu kecamatan butuh puluhan juta telur yang sudah ditanamkan bakteri wolbachia.
"Sosialisasi memang masih kami lakukan di tingkat kecamatan, kelurahan hingga kader, kemungkinan akan terus kami lakukan hingga ke masyarakat. Program tersebut sangat efektif untuk menekan angka DBD, bahkan sampai 77 persen," tambahnya. (*)