Berita Jepara
Angka Hewan Terpapar PMK di Jepara Meroket, Kini 575 Ternak Terjangkit, DKPP: Obat-obatan Menipis
Angka Hewan Terpapar PMK di Jepara Meroket, Kini 575 Ternak Terjangkit, DKPP: Obat-obatan Menipis
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Jumlah hewan ternak terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jepara terus meroket.
Hingga saat ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara melaporkan 575 hewan ternak telah terpapar PMK.
Jumlah itu, rinci DKPP, terdiri dari 528 sapi dan 77 kerbau.
Baca juga: Tanggulangi PMK, Anggota Komisi B DPRD Jateng Desak Pemprov Beri Vitamin & Antibodi untuk Ternak
Baca juga: Sudah Ada 289 Ekor Hewan Ternak di Jateng Terjangkit PMK, 88 Ekor Diantaranya Mati
Baca juga: Wabah PMK Merebak, Peternak Kerbau di Jepara Cemas: Harga Hewan Bisa Anjlok hingga Rp5 Juta
Hewan ternak di Kecamatan Kembang terbanyak terkena PMK, yakni 182 ekor.
Disusul Kecamatan Bangsri 172 ekor, Kecamatan Welahan 66 ekor, Kecamatan Batealit 36 ekor, Kecamatan Keling 33 ekor, dan Kecamatan Donorojo 31 ekor.
Sementara Kecamatan Pakis Aji 14 ekor, Kecamatan Mlonggo 11 ekor, Kecamatan Mayong 15 ekor, Kecamatan Nalumsari 8 ekor, Kecamatan Tahunan 5 ekor, dan Kecamatan Pecangaan 3 ekor.
Hanya tiga kecamatan di Jepara yang terbebas dari PMK, yakni Kecamatan Kalinyamatan, Kecamatan Jepara, dan Kecamatan Kedung.
Staf Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara, Fajar Dwi Prasojo menjelaskan penanganan terhadap hewan bergejala PMK dilakukan dengan penyuntikan antibiotik, vitamin, dan anti inflamansi untuk luka bengkak sekaligus menurunkan suhu badan hewan.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan penyemprotan antibiotik spre terhadap luka-luka hewan di bagian kuku.
Menurutnya, kondisi stok obat dan hewan yang terkena PMK tidak sebanding. Ia membutuhkan tambahan obat untuk menangani ratusan hewan yang terindikasi PMK.
"Saat inu obatnya sudah menipis. Kami sudah minta ke Pemprov Jateng," kata dia kepada tribunmuria.com, Selasa (14/6/2022).
Kebutuhan obat itu mendesak karena jumlah hewan yang sakit terus bertambah.
Untuk itu ia berharap, pasokan obat ini bisa segera tiba agar hewan-hewan bisa ditangani dengan baik. (*)