Berita Blora

Ketum PP Muhammadiyah Angkat Bicara Ihwal Tragedi Kecelakaan Kerja di RS PKU Blora, Simak Pesannya

Ketua Muhammadiyah Blora, Syaifuddin, menyampaikan pesan khusus dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, ihwal kecelakaan kerja RS PKU Blora.

|
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Iqbal Shukri
SAMPAIKAN PESAN: Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Blora, Syaifuddin, menyampaikan pesan khusus dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, pada Senin (10/2/2025). (TribunMuria.com/Iqbal Shukri) 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA - Pascaperistiwa kecelakaan kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora, Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Blora, mendapatkan pesan khusus dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Blora, Syaifuddin, mengucapkan bela sungkawa atas peristiwa kecelakaan kerja di RS PKU Muhammadiyah Blora yang menimbulkan korban jiwa.

"Kami atas nama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Blora, mengucapkan duka yang mendalam atas peristiwa ini, yang menimbulkan korban jiwa dan korban luka," katanya, kepada Tribunmuria.com, Minggu (9/2/2025).

Baca juga: 4 Orang Tewas, Apa Penyebab Kecelakaan Kerja RS PKU Muhammadiyah Blora? Polda Jateng Investigasi

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Kerja Pembangunan Gedung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora, 3 Korban Tewas

Baca juga: 4 Korban Luka Kecelakaan Kerja Dirujuk ke RS Lain, PKU Muhammadiyah Blora: Biaya Kami Tanggung

Lebih lanjut, pihaknya juga mendapatkan pesan khusus dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, terkait kejadian itu.

Hal itu, kaitannya dengan pembiayaan perawatan untuk korban luka yang terlibat dalam kecelakaan kerja.

"Kaitannya dengan kebutuhan korban insyaallah akan dipenuhi dari pihak rumah sakit. Biaya perawatan akan ditanggung semuanya oleh pihak rumah sakit."

"Dan memang itu pesan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pak Haedar Nashir."

"Kemudian pimpinan wilayah Jawa Tengah juga memantau keadaan yang ada di Blora ini," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta dukungan dan doa dari masyarakat agar peristiwa kecelakaan kerja tersebut tidak terjadi kembali.

"Dan kami mohon doa restu dari masyarakat, mudah-mudahan peristiwa ini tidak terjadi lagi, dan semua pasien tertangani dengan baik," paparnya.

Tanggung semua biaya pengobatan

Sebelumnya, Direksi Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat (RS PKU) Muhammadiyah Blora menegaskan akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban luka pada persitiwa kecelakaan kerja pembangunan gedung RS PKU Blora pada Sabtu (8/2/2025) lalu.

Pada kecelakaan tersebut, 13 orang pekerja menjadi korban. 4 korban meninggal, 9 lainnya mengalami luka-luka.

4 dari 9 korban luka-luka harus dirujuk ke rumah sakit lain dengan peralatan medis lebih lengkap.

Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora, Tegar Mohammad Wijaya, mengucapkan bela sungkawa atas adanya korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

"Kita mengucapkan bela sungkawa atas peristiwa yang terjadi."

"Jadi ini memang murni kecelakaan, jadi sesuatu yang memang tidak kami harapkan," katanya, kepada Tribunmuria.com, Minggu (9/2/2025).

Lebih lanjut, pihaknya juga berjanji menanggung dan membayar pembiayaan bagi semua korban luka yang saat ini dirawat.

"Semua biaya akan ditanggung RS PKU Muhammadiyah Blora, yang dirawat di RS PKU maupun yang dirujuk," jelasnya.

Menurut Tegar, hal itu sebagai wujud komitmen tanggungjawab RS PKU Muhammadiyah Blora atas kecelakaan kerja yang terjadi.

"Karena secara tidak langsung kita bertanggung jawab, karena beliau (para korban) kan bekerja di rumah sakit untuk membangun rumah sakit kita."

"Jadi kalau ada apa-apa dengan beliau, kita juga akan bantu sepenuh hati dan semaksimal mungkin," paparnya.

Polda Jateng turun tangan

Tim Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah ikut membantu Polres Blora menyelidiki penyebab kecelakaan kerja di proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora.

Tim Labfor Polda Jateng, mulai melakukan penyelidikan di lokasi kejadian pada Minggu (9/2/2025) Sore. 

Namun, lantaran sempat terkendala cuaca hujan yang kurang mendukung, proses penyelidikan dilanjutkan hari ini, Senin (10/2/2025).

Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mengatakan dalam proses penyelidikan penyebab kecelakaan kerja di RS PKU Muhammadiyah Blora, Polres Blora dibantu Tim Labfor Polda Jateng.

"Iya (Dibantu Tim Labfor Polda Jateng), masih proses penyelidikan," katanya, saat dikonfirmasi Tribunjateng, Senin (10/2/2025).

Korban tewas bertambah

Jumlah korban meninggal dunia akibat peristiwa kecelakaan kerja di proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora, bertambah satu.

Total, hingga kini, korban tewas kecelakaan kerja proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Bora, ada 4 orang.

Diketahui, ada 13 pekerja proyek yang terlibat kecelakaan kerja yang terjadi Sabtu (8/2/2025) pagi.

Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, mengatakan jumlah korban meninggal dunia bertambah 1 orang.

Kata dia, sebelumnya jumlah korban meninggal dunia 3 orang.

"Untuk 1 korban yang meninggal dunia atas nama Tri Wiji, meninggal pada pukul 14.15 WIB, setelah sempat mendapat perawatan medis di RS PKU Muhammadiyah Blora."

"Untuk update, korban ada sebanyak 13 orang, 4 diantaranya meninggal dunia dan 9 lainnya."

"Korban luka-luka dan saat ini dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora," katanya, saat dikonfirmasi Tribunmuria.com.

Kronologi lengkap

Sebelumnya diberitakan, tiga orang tewas dalam kecelakaan kerja di proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora, Sabtu (8/2/2025) pagi.

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blora mengungkap kronologi kecelakaan tersebut.

Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Selamet, menyampaikan pihak kepolisian mendapatkan laporan pertama kali dari mandor proyek pembangunan pengembangan gedung baru lima lantai RS PKU Muhammadiyah Blora.

"Kami dari jajaran Satreskrim Polres Blora menerima laporan dari salah satu mandor proyek pengembangan rumah sakit PKU Muhammadiyah yang terletak di Jalan Raya Blora-Cepu Kabupaten Blora, terkait adanya kecelakaan kerja," katanya.

Mendapatkan laporan itu, Satreskrim Polres Blora bersama tim gabungan, Polsek Jepon, Tim Inafis Polres Blora, langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.

"Pada saat mendatangi TKP untuk para korban sudah dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah."

"Informasi dari dokter jaga, diduga korbannya sebanyak 13 orang. Rinciannya 3 meninggal dunia, dan 10 orang luka-luka," jelasnya.

"Dan yang luka-luka sampai sekarang masih dirawat di RS PKU Muhammadiyah Blora," imbuhnya.

Tali lift putus

Menurut Selamet, berdasarkan hasil olah TKP, penyebab kecelakaan kerja tersebut bermula saat para pekerja menaiki lift ke lantai lima untuk memulai pekerjaan di gedung yang tengah dibangun.

"Pada saat lift naik, sekitar kurang lebih 12 meter, tahu-tahu lift tersebut jatuh terjun bebas."

"Akhirnya penumpang yang ada di dalam lift sebanyak 13 orang mengalami luka dan ada yang meninggal," jelasnya.

Selamet menyampaikan penyebab tali lift putus dan jatuh diduga karena adanya kerusakan mesin lift.

"Penyebab lift putus itu, dari informasi yang kami terima di lapangan, bahwa ada kerusakan mesin lift itu."

"Karena cara penggunaan atau operasionalnya itu ada salah satu operator, yang memencet di remot itu, ada up dan down," jelasnya.

Selamet mengatakan, belasan korban itu merupakan kloter kedua yang naik menggunakan lift untuk bekerja.

"Jadi pada saat kejadian itu adalah membawa pekerja trip yang kedua, trip yang pertama aman."

"Trip yang kedua ini mengangkut 13 orang, dan saat di tengah ketinggian 12 meter, tahu-tahu lepas, jadi ada trouble di mesin lift itu," terangnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved